Mengenal Bedah Jantung Minimal Invasif, Metode Operasi dengan Sayatan Kecil

Mengenal Bedah Jantung Minimal Invasif, Metode Operasi dengan Sayatan Kecil

Gaya Hidup | inews | Jum'at, 6 September 2024 - 12:14
share

JAKARTA, iNews.id - Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan 95,68 kasus per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) 15 dari 1.000 orang, atau sekitar 2.784.064 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.

Saat ini penanganan penyakit jantung sangat beragam, salah satunya adalah inovasi bedah jantung minimal invasif. Bedah jantung minimal invasif merupakan prosedur yang dilakukan melalui satu atau lebih sayatan kecil di tubuh, berbeda dengan operasi jantung terbuka yang biasanya melibatkan satu sayatan panjang di bagian depan dada.

Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa Wirya Ayu Graha mengatakan,  bedah jantung minimal invasif belum banyak dilakukan di Indonesia dan dirancang khusus untuk memberikan alternatif penanganan yang lebih aman, nyaman dan efisien bagi pasien yang memerlukan operasi jantung, dengan masa pemulihan yang lebih singkat.

"Prosedur ini membutuhkan pelatihan dan sertifikasi karena menggunakan teknik yang memerlukan keahlian khusus dari dokter operator," kata dokter Wirya melalui keterangannya.

Dokter Wirya menjelaskan, dalam prosedur ini, ahli bedah menggunakan kamera dan alat-alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan. Alat-alat khusus tersebut kemudian diarahkan di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung.

"Teknik minimal invasif ini dapat menawarkan keuntungan seperti bekas luka yang lebih sedikit, rasa nyeri yang lebih ringan, dan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yang biasanya memerlukan pemotongan tulang dada untuk mengakses jantung," ujarnya.

Dia menambahkan, teknik bedah ini memberikan banyak manfaat bagi pasien, termasuk mengurangi risiko infeksi, mengurangi nyeri pasca operasi, dan mempercepat waktu pemulihan. "Dengan pendekatan minimal invasif, kami dapat memberikan perawatan yang lebih optimal dan mendukung kualitas hidup pasien setelah operasi, seperti bisa lebih cepat kembali bekerja," ujarnya.

Kondisi yang Bisa Ditangani dengan Bedah Jantung Minimal Invasif

Bedah jantung minimal invasif dapat direkomendasikan untuk menangani beberapa kondisi atau keluhan. Berikut di antaranya.

1. Penyumbatan Pembuluh Darah Jantung: Prosedur bypass arteri koroner pada pasien dengan penyumbatan yang banyak.

2. Masalah Katup Jantung: Perbaikan atau penggantian katup jantung yang rusak, seperti katup mitral atau aorta, dengan sayatan yang lebih kecil

3. Lubang pada Jantung: Penanganan kecacatan seperti lubang di dinding jantung (ASD).

4. Gangguan Irama Jantung: Penanganan aritmia seperti fibrilasiatrium dengan risiko lebih rendah dan pemulihan lebih cepat.

5. Tumor Jantung: Pengangkatan Tumor jinak di dalam jantung.

6. Pemasangan Alat Pacu Jantung: Pemasangan alat pacu jantung atau defibrillator dengan sayatan minimal.

Prosedur Bedah Jantung Minimal Invasif

Operasi jantung invasif minimal biasanya memakan waktu sekitar tiga hingga lima jam. Selama operasi jantung invasif minimal, ahli bedah jantung akan membuat satu atau lebih sayatan kecil di sisi dada Anda. Kemudian, menggunakan instrument operasi yang khusus dan lebih panjang dari instrument biasa.

Selanjutnya, ahli bedah mengarahkan alat di antara tulang rusuk untuk mencapai jantung. Memperbaiki jantung, mulai dari penggantian katup jantung, pemasangan alat atau pengangkatan tumor. Kemudian, Menutup sayatan dengan jahitan

Adapun keunggulan bedah jantung minimal invasif dibandingkan dengan operasi jantung terbuka, yaitu pemulihan lebih cepat, lebih sedikit kehilangan darah, bekas luka yang kurang terlihat, menurunkan risiko pendarahan atau infeksi, mengurangi rasa sakit, masa rawat inap lebih singkat

Sementara itu, Dokter Pitono, Direktur Bethsaida Hospital, mengatakan, Bethsaida Hospital fokus pada pengembangan layanan unggulan, khususnya Heart & Vascular Center. Hal ini berkaitan dengan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. "Oleh karena itu, kami menghadirkan layanan bedah jantung minimal invasif yang ditangani oleh Dokter Wirya Ayu Graha," kata dokter Pitono.

Dia menjelaskan, ini adalah salah satu upaya untuk terus berinovasi dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan berfokus pada kenyamanan serta keselamatan pasien.

"Dengan teknik bedah yang lebih canggih ini, pasien tidak hanya mendapatkan hasil operasi yang memuaskan, tetapi juga dapat segera kembali beraktivitas normal. Proses pemulihan yang lebih cepat memungkinkan pasien untuk lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari tanpa harus khawatir tentang komplikasi jangka panjang," kata dia.

Perlu diketahui, Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital menghadirkan inovasi dalam penanganan masalah jantung dan pembuluh darah dengan memperkenalkan layanan Bedah Jantung Minimal Invasif yang dilakukan oleh Dokter Wirya Ayu Graha, Sp.BTKV, Subsp. JD, Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardiak Vaskular, Subspesialis Bedah Jantung Dewasa.

Teknik bedah ini (operasi by pass dan katup jantung minimal invasive) merupakan salah satu layanan unggulan dari Heart & Vascular Center Bethsaida Hospital selain tindakan medis intervensi jantung seperti pemasangan stent pada pembuluh darah jantung dan yang terbaru dengan menggunakan DEB (Drug Eluted Baloon) atau tindakan jantung lainnya.

Topik Menarik