4 Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

4 Makna Kue Keranjang dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Gaya Hidup | indozone.id | Jum'at, 28 Januari 2022 - 19:53
share

Kue keranjangatau kue bakul menjadi hidangan yang sering ditemui saat Tahun Baru Imlek. Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut Nian Gao , sementara dalam dialek Hokkien dinamakan Ti Kwe .

Kue keranjang ternyata memiliki banyak makna.Tradisi menyantap kue keranjang dipercaya masyarakat Tionghoa dapat membawa keberuntungan sepanjang tahun.

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula, maka dari itu rasanya manis dengan tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini dapat dimakan langsung atau diolah sesuai selera.

Makna Kue Keranjang

Kue keranjang bukan hanya sekadar hidangan khas Imlek, ada banyak makna yang terkandung dalam proses pembuatan kue ini. Berikut Indozone rangkum makna kue keranjang di bawah ini.

1. Membawa keberuntungan

kue bakul
Ilustrasi kue keranjang (Instagram/@lawthomaz)

Menurut legenda yang dipercaya oleh masyarakat Tionghoa, dahulu kala ada seekor raksasa yang disebut Nian .

Raksasa Nian tinggal di sebuah gua, dan hanya keluar untuk memangsa hewan-hewan saat merasa lapar.

Namun ketika musim dingin tiba, banyak hewan yang bersembunyi sehingga Nian mencari mangsa di desa-desa.

Hingga akhirnya seorang penduduk bernama Gao membuat kue dengan campuran tepung ketan dan gula, dan diletakkan di depan pintu.

Nian yang kelaparan akhirnya menyantap kue tersebut lalu pergi meninggalkan desa. Sejak saat itu, penduduk desa selalu membuat kue "Nian Gao" atau dikenal sebagai kue keranjang.

2. Menandakan kemakmuran

kue keranjang
Ilustrasi kue keranjang(Instagram/@yekyensiang)

Kue keranjang menjadi sajian pembuka bagi masyarakat di Tiongkok, sebelum menyantap hidangan utama saat Imlek.

Hal ini ternyata dipercaya akan membawa keberuntungan, terutama dalam hal pekerjaan.

Kue keranjang biasanya juga disusun bertingkat, dengan maksud agar ada peningkatan rezeki dan kemakmuran di tahun yang baru.

Saat merayakan tahun baru, biasanya masyarakat Tionghoa akan menyantap dan membagikan kue keranjang Imlek agar mendapatkan berkat.

Tak hanya itu, kue keranjang juga digunakan sebagai sesaji dan tidak dimakan sampai Cap Go Meh atau 15 hari setelah Imlek.

3. Simbol kegigihan dan keuletan

kue keranjang imlek
Ilustrasi kue keranjang (Instagram/@kimhua78)

Siapa sangka, ternyata proses pembuatan kue keranjang membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang ekstra.

Untuk fermentasi tepung ketan memerlukan waktu sekitar 10 hari, sedangkan proses pengukusan bisa menghabiskan waktu selama 12 jam.

Membuat kue keranjang diperlukan pikiran yang bersih dan prasangka yang baik, agar menghasilkan tekstur yang sempurna.

Jika dilanggar, besar kemungkinan hasil kue keranjang menjadi tidak optimal, lembek dan pucat.

Itulah mengapa kue keranjang melambangkan kegigihan, keuletan, dan pantang menyerah dalam meraih tujuan hidup.

4. Melambangkan persaudaraan dan kebersamaan

kue bakul imlek
Ilustrasi kue keranjang (Instagram/@dapur_ili)

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan yang lengket, melambangkan persaudaraan yang erat dan menyatu.

Bentuknya yang bundar tanpa sudut juga memiliki makna kebersamaan dan kekeluargaan.

Rasa kue keranjang yang manis menandakan suka cita dan nikmatnya keberkatan dalam hidup.

Kue keranjang menjadi pengingat akan pentingnya menjalin hubungan kekeluargaan dan saling tolong-menolong.

Kue keranjang yang tahan berbulan-bulan karena proses pembuatannya yang lama, merupakan harapan agar hubungan yang terjalin kekal abadi meski zaman berubah.


Nah, itulah makna kue keranjang atau kue bakul yang menjadi hidangan khas Imlek. Selamat menikmati kue keranjang! Semoga keberuntungan berpihak padamu di tahun ini, ya!

Artikel Menarik Lainnya:

Topik Menarik