6 Fakta Danantara, Terwujud karena Dukungan Presiden Sebelumnya hingga Terima Setoran Dividen Jumbo

6 Fakta Danantara, Terwujud karena Dukungan Presiden Sebelumnya hingga Terima Setoran Dividen Jumbo

Ekonomi | okezone | Jum'at, 28 Februari 2025 - 22:14
share

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), pada 24 Februari 2025. Lembaga tersebut akan mengelola seluruh aset BUMN senilai USD900 miliar atau sekitar Rp15.000 triliun.

Berikut fakta-fakta Danantara yang dirangkum Okezone, Sabtu (1/3/2025).

1. Peluncuran Danantara berkat Presiden Sebelumnya

Prabowo menekankan bahwa peluncuran Danantara ini bisa terwujud berkat upaya dari para presiden sebelumnya yang telah menjaga dan mengamankan Tanah Air.

“Saudara-saudara ini bisa karena Presiden-presiden sebelumnya yang mengamankan, yang menjaga Republik kita, yang sekian tahun tidak di invasi oleh orang (negara) lain yang sekian tahun tidak mengganggu bangsa lain,” ujar Prabowo saat menghadiri Kongres VI Partai Demokrat, di Hotel Ritz Carlton Jakarta Selatan.
Prabowo mengungkapkan rasa syukurnya karena hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Joko Widodo (Jokowi), serta para Wakil Presiden, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Ketua DPD.

2. Danantara Sudah Digodok 40 Tahun Lalu

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara ( Danantara ) merupakan gagasan telah digodok 40 tahun lalu oleh ayah Soemitro Djojohadikoesoemo, yakni seorang ekonom.

"(Berdirinya) Danantara ini sebetulnya bagi Pak Prabowo sangat emosional. Kejadian emosional bagi beliau, bagi saya juga. Karena sesungguhnya Danantara ini adalah gagasan dari orang tua kami," kata Hashim dalam acara Economic Outlook 2025 di Jakarta.

 

3. Direkam Sejak 40 Tahun

Dia menjelaskan bahwa ide pendirian badan investasi tersebut telah dirancang oleh Soemitro sejak 40 tahun silam.

Saat itu, Soemitro yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada era Kabinet Wilopo (1952-1953) dan Kabinet Burhanuddin Harahap (1955-1956), melihat perlunya sebuah lembaga yang mampu mengelola aset negara secara profesional guna mendukung pembangunan ekonomi.

“Sayangnya waktu itu pemerintah yang berkuasa belum begitu berkenan dengan gagasan orang tua kami. Mungkin Tuhan tahu yang terbaik ya, 40 tahun kemudian anaknya (Prabowo), anak Prof Soemitro diberikan mandat oleh rakyat Indonesia dan diberikan kesempatan untuk mewujudkan cita-cita impian dari orang tuanya,” ujar Hashim.

4.  Langkah Efisiensi Anggaran untuk Danatara

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengatakan, langkah efisiensi anggaran dari pemerintah dapat mengumpulkan dana USD20 miliar per tahun.

Ini dilakukan selama lima tahun ke depan pemerintahan Prabowo Subianto, sehingga efisiensi anggaran diperkirakan akan berlanjut pekan depan.
 
“Tahun depan, Pak Prabowo optimis akan ada tambahan USD20 miliar. Ini setiap tahun, jadi 5 tahun USD100 miliar,” kata Hashim di Jakarta.

Adapun langkah pemangkasan anggaran ini berasal dari program-program yang tak sesuai, yang tidak efisean, bahkan yang boros akan dihapuskan. Ini seperti halnya seminar, atau perjalanan luar negeri.

5.  Dana Investasi

Menurut Hashim yang juga adik dari Presiden Prabowo Subianto, dana efisiensi ini bakal lebih berguna untuk dinvestasikan melalui BPI Danantara.

Dengan investasi ini, maka dirinya menghitung dapat menghasilkan pengembalian investasi sebesar 3-4 kali lipat, dengan target USD160 miliar per tahun.

“Kalau bisa kita gandeng lewat Danantara, gandeng asing USD20 miliar, jadi USD40 miliar, kali empat. Jadi USD60 miliar per tahun,” ujarnya.

6.  Setoran Dividen BUMN

Danantara bakal menerima setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jumbo sebesar Rp81,7 triliun. Awalnya, Danantara hanya akan melibatkan 7 BUMN, namun setelah pelumcuran kemarin, diumumkan bahwa seluruh BUMN akan bergabung dengan Danantara pada Maret 2025. 

Danantara juga dipastikan akan mengelola seluruh aset dan dividen BUMN.

Besaran dividen yang disetorkan ke negara sebesar Rp85,5 triliun pada 2024, hal ini dilaporkan oleh Kementrian Badan Udaha Milik Negara (BUMN). Realisasi ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp81,2 triliun. Berikut daftar penyumbang terbesar dari total 20 BUMN pada 2024.

Topik Menarik