Berawal dari Hobi, Pengusaha Ikan Hias Untung hingga Puluhan Juta

Berawal dari Hobi, Pengusaha Ikan Hias Untung hingga Puluhan Juta

Ekonomi | sindonews | Rabu, 12 Maret 2025 - 04:50
share

Memiliki bisnis yang berasal dari hobi merupakan impian banyak orang. Gunawan Sutisna, Pemilik Toko Ikan Hias Holly Betta Central menjadi salah satu yang berhasil mewujudkan hal tersebut. Awalnya, Gunawan senang mengikuti kompetisi ikan cupang. Dari sana ia melihat peluang bisnis untuk membuka usaha jual ikan cupang aduan di rumah pada tahun 2006.

Ternyata, bisnis ikan cupang tersebut berkembang. Dari berjualan di rumah, Gunawan pindah ke pasar hingga akhirnya bisa membuka kios sendiri. Meski demikian, bisnisnya juga tetap mengalami pasang surut. Ia sempat bangkrut karena kesulitan penjualan dan permodalan.

Pada tahun 2018, Gunawan mengetahui informasi tentang platform pinjaman daring (Pindar) Fintag. Ia kemudian memutuskan untuk mengajukan pembiayaan bisnis dengan plafon awal Rp3 juta.

"Tahun 2018 saya mulai kenal Fintag dan mengajukan pinjaman. Saya gunakan dana itu untuk membeli bibit ikan yang bagus, setelah saya rawat 2 minggu lalu dijual," ujar Gunawan dikutip pada Rabu (12/3/2025).

Ia pun sangat senang kini plafon pinjaman di Fintag bisa naik hingga Rp7,5 juta. Gunawan yang kini aktif sebagai pengurus komunitas ikan cupang aduan di Jakarta dan sering ditunjuk sebagai juri pada kompetisi-kompetisi di tingkat Jabodetabek menyebut, meskipun tidak seramai ikan cupang hias, namun ikan cupang aduan memiliki peminat setianya sendiri.

Setelah mendapatkan pendanaan dari Fintag, kini Gunawan bisa menjual sebanyak 200-300 ekor ikan cupang aduan. Harga yang ditawarkan pun beragam, untuk ikan lokal dengan kualitas standar biasanya dihargai Rp100 ribu untuk tiga ekor, atau Rp250 ribu per ekor untuk yang kualitasnya bagus. Sedangkan ikan cupang impor harganya bisa mencapai Rp500-750 ribu. Dengan pendapatan tersebut, ia bisa mengantongi rata-rata omzet Rp10 juta dalam sebulan.

"Fintag sangat membantu usaha saya dari 2018 yang awalnya pengajuan masih konvensional dan sekarang bisa lewat aplikasi. Jadi sangat mudah. Saya sudah lama ada rencana ingin tambah kios, semoga bisa terus dapat dukungan dari Fintag," lanjut Gunawan.

Masalah yang sering dihadapi untuk mengembangkan usaha adalah keterbatasan biaya seperti yang dialami Gunawan. Akibatnya, banyak usaha yang hanya berjalan di tempat saja dan bahkan cenderung menurun.

Dengan meminjam dana dari Pindar, pengusaha dapat menggunakannya sebagai modal untuk pengembangan bisnis. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan dana tersebut berasal dari Pindar resmi dan berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Business Development Manager Fintag Redy Rusdiyanto mengatakan sebagai platform Pindar resmi dan berizin, Fintag fokus untuk memberikan pendanaan kepada sektor produktif seperti halnya usaha yang dilakukan oleh Bapak Gunawan.

"Sudah 5 kali mengajukan dan selalu tepat waktu pembayarannya. Kami juga secara rutin melakukan visit untuk memonitor usahanya agar tahu apa yang bisa kami bantu lagi. Terbukti sampai sekarang usahanya terus berjalan yang berarti prospeknya masih bagus," kata Redy.

Sejak didirikan pada 2016, Fintag telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp30 miliar kepada lebih dari 6.000 borrower. Untuk menjaga kenyamanan borrower Fintag juga senantiasa memegang teguh prinsip penagihan yang beretika sesuai dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta kode etik yang diatur Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

"90 borrower aktif Fintag berada di pulau Jawa, sisanya tersebar di Kupang NTT dan luar pulau Jawa lainya," pungkas Redy.

Topik Menarik