Trump Tepis Ancaman Resesi: Ekonomi AS dalam Masa Transisi di Tengah Perang Dagang

Trump Tepis Ancaman Resesi: Ekonomi AS dalam Masa Transisi di Tengah Perang Dagang

Ekonomi | sindonews | Selasa, 11 Maret 2025 - 08:03
share

Presiden AS, Donald Trump menepis proyeksi yang menyebutkan ekonomi AS terancam resesi, disertai dengan lonjakan harga barang-barang usai Trump menebar kenaikan tarif impor terhadap beberapa mitra dagang terdekatnya.

Ditanya soal apakah dirinya mengantisipasi resesi ekonomi tahun ini, Trump mengatakan ada "periode transisi" yang terjadi. Selain itu Menteri Perdagangan, Howard Lutnick bersikeras bahwa ekonomi terbesar di dunia tidak akan mengalami kontraksi.

Meski begitu Lutnick mengakui, kemungkinan naiknya harga beberapa barang. Hal itu terjadi setelah pekan yang bergejolak untuk pasar keuangan AS karena investor bergulat dengan ketidakpastian, serta agresifnya kebijakan perdagangan AS.

Tarif balasan terhadap AS sudah mulai berlaku, seperti halnya China yang menargetkan beberapa produk pertanian AS. Meski begitu Trump menyakini, dampak kebijakan tarif AS terbaru, membutuhkan waktu sebelum hasilnya bisa dirasakan.

Menanggapi pertanyaan tentang resesi, Trump mengatakan, "Saya benci memprediksi hal-hal seperti itu. Ada periode transisi karena apa yang kami lakukan sangat besar. Kami membawa kekayaan kembali ke Amerika. Itu hal yang besar."

"Butuh sedikit waktu, tapi saya pikir hal ini seharusnya bagus untuk kami," tambahnya saat berbicara kepada Fox News dalam sebuah wawancara.

Pekan lalu, AS memberlakukan tarif baru 25 pada impor dari Meksiko dan Kanada, tetapi kemudian dua hari kemudian membuat pengecualian untuk beberapa barang. Selain itu Trump juga menggandakan tarif untuk barang-barang dari China menjadi 20.

Sikap Trump langsung mendapatkan respons cepat dari Beijing yang mengumumkan pajak pembalasan atas beberapa impor produk pertanian dari AS. Beberapa produk pertanian AS yang kena tarif baru 10 hingga 15 untuk masuk ke China, termasuk di antaranya ayam, sapi, babi, gandum, dan kedelai.

Direktur asal China di perusahaan konsultan The Asia Group, Han Shen Lin mengatakan kepada program BBC Today: "Anda melihat banyak tit for tat antara kedua belah pihak untuk menunjukkan bahwa tidak ada pihak yang akan mundur dengan mudah.

"China telah menyadari bahwa mereka mungkin tidak dapat mengandalkan ekspor seperti dulu untuk mendongkrak pertumbuhan PDB sehingga lebih fokus pada ekonomi domestik saat ini," terangnya.

Wall Street mengalami tekanan sejak Trump memicu perang dagang dengan mitra dagang utama AS. Investor khawatir tarif akan menyebabkan, harga-harga menjadi lebih tinggi dan pada akhirnya mengurangi pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia.

Berbicara di NBC pada hari Minggu, Lutnick mengatakan: "Barang-barang asing mungkin menjadi sedikit lebih mahal. Tapi barang-barang Amerika akan menjadi lebih murah".

Ketika ditanya apakah ekonomi AS dapat menghadapi resesi, Lutnick menambahkan: "Sama sekali tidak... Tidak akan ada resesi di Amerika."

Mantan pejabat Departemen Perdagangan AS, Frank Lavin mengatakan, kepada BBC bahwa dia meramalkan perang dagang tidak mungkin meningkat di luar kendali. Tarif pada akhirnya akan "sedikit memudar" tetapi masih menjadi "beban ekstra pada ekonomi AS," katanya.

Topik Menarik