Realisasi Investasi Sepanjang 2024 Lampaui Target, Tembus Rp1.714,2 Triliun

Realisasi Investasi Sepanjang 2024 Lampaui Target, Tembus Rp1.714,2 Triliun

Ekonomi | inews | Jum'at, 31 Januari 2025 - 08:13
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realiasi investasi sepanjang 2024 senilai Rp1.714,2 triliun. Angka ini melampaui target yang ditetapkan Rp1.650 triliun atau 103,9 persen, dan juga mencapai 138,3 persen dari target Rencana Strategis (Renstra).

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menuturkan, pertumbuhan ini berdampak terhadap serapan tenaga kerja sebanyak 2.456.130 orang, atau tumbuh 34,7 persen year-on-year (yoy).

Jadi ini angka yang menurut saya sangat baik dan sangat menggembirakan, ujar Rosan dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (31/1/2025).

Dari sisi sumber modal, Penanaman Modal Asing (PMA) tetap menjadi penopang utama dengan kontribusi sebesar Rp900,2 triliun atau 52,5 persen. Angka ini tumbuh 21 persen dibandingkan tahun lalu.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berkontribusi sebesar 47,5 persen atau Rp814 triliun, tumbuh 20,6 persen yoy.

Angka PMA dan PMDN tidak terlalu berbeda, peningkatannya hampir sama. Ini tren positif, katanya.

Investasi yang berhasil dihimpun tersebar cukup merata antara wilayah Jawa dan luar Jawa. Wilayah Luar Jawa mencatat kontribusi 52,2 persen, senilai Rp895,4 triliun, dengan pertumbuhan 22,5 persen yoy.

Sementara, nilai investasi Jawa menyumbang 47,8 persen senilai Rp818,8 triliun, mengalami kenaikan 19 persen secara tahunan.

Adapun 5 besar subsektor yang menjadi motor penggerak investasi nasional meliputi Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin, dan Peralatannya (Rp238,4 triliun), Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp189,9 triliun), Pertambangan (Rp184,7 triliun), Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (Rp122,9 triliun), dan Jasa Lainnya (Rp120,8 triliun).

Lima negara penyumbang investasi terbesar nasional meliputi Singapura (20,1 miliar dolar AS), Hong Kong (8,2 miliar dolar AS), China (8,1 miliar dolar AS), Malaysia (4,2 miliar dolar AS), dan Amerika Serikat (3,7 miliar dolar AS).

Topik Menarik