Prabowo jadi Presiden, IHSG Besok Diramal Menguat Tembus 7.800-7.900
JAKARTA, iNews.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menuju 7.800 pada awal pekan depan besok Senin (21/10). Hal ini setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Secara teknikal, IHSG mengalami pelebaran positive slope pada indikator MACD. Sementara indikator Stochastic RSI mencatat indeks telah berada di area overbought.
Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi konsolidasi di kisaran level 7.700-7.800 pada Senin (21/10), tulis riset Phintraco Sekuritas, Miinggu (20/10).
Sementara menurut riset MNC Sekuritas, IHSG justru berpeluang menembus 7.900, menyusul masih terdapat volume pembelian yang terbentuk di sisa akhir pekan lalu.
Hal tersebut berarti, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.810-7.910, tulis riset MNC Sekuritas.
Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024 - 2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari ini, Minggu (20/10/2024).
Sejumlah analis berharap program pemerintahan kabinet Prabowo-Gibran dapat mendukung sejumlah sektor, seperti properti, bahan baku, energi, hingga konsumer.
Founder WH Project William Hartanto sebelumnya mengatakan sejumlah program kerja yang sedang direncanakan pemerintahan Prabowo-Gibran telah menjadi sorotan investor, terutama terkait penghapusan pajak properti dan program makan siang gratis.
Agenda ini diharapkan dapat menjadi katalis positif saham-saham berkapitalisasi besar, sehingga dapat mendukung penguatan IHSG.
Program-program seperti penghapusan pajak properti dan makan siang gratis ini dapat membawa sentimen positif bagi sektor properti dan consumer goods kata William kepada iNews Media Group, Senin (14/10).
Riset BRI Danareksa Sekuritas menilai program Prabowo-Gibran untuk membangun 3 juta perumahan akan mendukung sektor industri semen.
Meski skemanya belum jelas, tetapi kami yakin akan bermanfaat bagi industri semen, kata dia.
Skenario yang paling optimistis, tulis riset tersebut, adalah tambahan sekira 1,9 juta perumahan baru, sehingga dapat menghasilkan permintaan semen tambahan sebesar 6-10 juta ton/tahun pada tingkat industri, dengan asumsi 3-5 ton semen/rumah.