Perkuat Industri CCTV Lokal, Banjir CCTV Impor Capai Lebih dari Rp1,1 Triliun hingga Triwulan 3 2024
TANGERANG, iNews Cilegon.id Indonesia masih mengimpor Closed Circuit Televisions (CCTV) dengan nilai lebih dari Rp1,1 triliun hingga triwulan 3 2024. Sementara nilai ekspor masih rendah di bawah Rp200 miliar.
Untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, penguatan industri CCTV lokal perlu dilakukan.
Setia Diarta, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian mengungkapkan nilai impor CCTV pada tahun 2023 mencapai US$ 82,8 juta. Angka ini naik dari nilai impor tahun 2022 senilai US$ 72,6 juta.
Angka ini terus naik, hingga triwulan 3 2024 nilai impor CCTV sudah mencapai US$ 74,6 juta (lebih dari Rp1,1 triliun). Sedangkan ekspor CCTV baru senilai US$ 10,6 juta.
Ini jadi catatan untuk mengembangkan industri di dalam negeri, kata Setia Diarta, Jumat pekan lalu (15/11/2024) saat meresmikan pabrik perakitan CCTV Dahua Technology Indonesia Yifang Group di Kawasan Industri Cidurian Tangerang.
Menurut Setia Diarta, di Indonesia, kini ada 6 perusahaan produsen CCTV berkapasitas 5 juta unit. Daya saing produsen CCTV lokal perlu didorong agar mampu bersaing dengan CCTV impor. Tantangan yang dihadapi adalah biaya masuk spareparts CCTV impor justru lebih tinggi dibanding CCTV impor dalam bentuk utuh.
Bisa diidorong karena biaya masuk komponen lebih tinggi ketimbang produk jadi, jelas Setia Diarta.
CCTV menjadi salah satu produk elektronik yang terus berkembang. Permintaan pasar semakin mengingat CCTV bisa digunakan di sektor transportasi, logistik, keuangan, perumahan, kesehatan dan manufaktur.
Untuk mendorong berkembangnya industri CCTV lokal, penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) akan menjadi perhatian khusus. Saat ini TKDN produk CCTV masih berkisar 27,66 persen hingga 41,19 persen, ungkap Setia Diarta.
Dengan tumbuhnya industri lokal, dampak bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penyerapan tenaga kerja akan semakin baik.
Setia Diarta menyatakan sektor industri terus tumbuh pada tahun 2024 di tengah tantangan era global dan digitalisasi.
Pertumbuhan sektor Industri barang logam, komputer, barang elektronil, optik dan peralatan listrik pada triwulan 3 tahun 2024 ini mencapai 7,25 persen.
Presiden mengamanatkan untuk pertumbuhan 7-8 persen, kami rasa sektor industri ini bisa bisa didorong tumbuh 8 persen. Dengan melebihi laju pertumbuhan ekonomi saat ini, triwulan 3 2024 yang sudah mencapai 4,95 persen, terang Setia Setia Diarta.
Hal ini menunjukkan sektor Elektronika akan secara terus dan konsisten untuk menjadi subsektor yang memberikan dampak cukup besar pada pertumbuhan industri dalam negeri, imbuh Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian.
Nilai ekspor industri elektronika hingga triwulan 3 2024 sudah mencapai angka US$ 10,07 miliar. Produk ekspor elektronika didominasi produk telekomunikasi, telephone, elektronik rumah tangga, peralatan listrik dan komponen.
Investasi sendiri sampai tahun 2024 ini Rp4,98 triliun, ujar Setia Diarta.