Bapanas Beberkan Potensi Indonesia Jadi Produsen Bawang Merah di Pasar Global
JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa produk pangan Indonesia sangat mungkin untuk merambah ke pasar internasional. Salah satu komoditas yakni bawang merah yang punya potensi besar untuk diekspor ke pasar global.
"Seperti bawang merah, kita lihat dapat di ekspor dari Indonesia ke Malaysia dan beberapa negara lainnya. Ini tentu menjadi harapan kita bahwa Indonesia bisa menjadi produsen pangan dunia,” ucap Arief dalam keterangan tertulis dikutip, Minggu (13/10/2024).
Mengutip data Kementerian Pertanian, selama kurun waktu 2019-2023, Indonesia sebagai negara eksportir bawang menempati urutan ke-33 dalam lingkup global. Rerata nilai ekspor 2019-2023 sebesar 9,46 juta dolar AS per tahun. Ini mengalami kenaikan yang impresif sebesar 44,87 persen jika dibandingkan pada kurun waktu 2017-2021.
Menurut proyeksi neraca pangan nasional yang disusun Bapanas, Indonesia merupakan negara produsen bawang merah dengan produksi tahunan mampu mencapai 1,35 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi dalam setahun sebesar 1,16 juta ton. Ini artinya masih terdapat surplus sekitar 186.000 ton.
Lebih lanjut, pada tahun 2023 Indonesia memiliki 3,5 juta rumah tangga usaha pertanian yang mengandalkan hortikultura sebagai usaha utama. Komoditas sayuran yang masih menjadi unggulan hortikultura antara lain bawang merah, cabai besar, cabai rawit, kubis, kentang, dan tomat.
Ini mengacu pada sepanjang 2023, yang menjadi penyumbang produksi terbesar kategori sayuran adalah bawang merah dengan 13,59 persen. Thailand menjadi negara ASEAN terbanyak yang menerima ekspor bawang merah dari Indonesia sebanyak 6.000 ton dengan nilai transaksi mencapai 8 juta dolar AS pada tahun lalu.
Sementara, ekspor bawang merah Indonesia ke Malaysia terus mengalami eskalasi yang progresif. Pada 2021, jumlahnya masih berada di angka 59,6 ton. Kemudian terus digenjot sampai pada 2023 mengalami peningkatan mencapai 10 kali lipat menjadi 612,8 ton.
Patut diketahui, sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS), terkait Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH), sejak Februari 2022, pemerintah konsisten menjaga NTPH selalu berada lebih dari 100 poin. Pada September 2024, NTPH berada di 108,46 dan masih lebih tinggi dibandingkan September 2023 yang 106,20.
Sementara jika dilihat pada indeks harga yang diterima oleh petani sayur-sayuran, termasuk bawang merah, di September berada pada 135,02. Ini pun masih masih cukup baik dibandingkan September tahun sebelumnya yang berada di 127,94.
Semangat untuk membangun Indonesia sebagai produsen pangan dunia selaras dengan komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk kembali mewujudkan swasembada pangan paling lambat empat tahun setelah dilantik pada 20 Oktober mendatang. Hal ini berarti ekspor pangan dilakukan ketika kebutuhan pangan di dalam negeri telah mampu dipasok dari produksi domestik.
“Hari ini kita terus mendorong komoditas pangan yang memang produksinya surplus di dalam negeri agar dapat berekspansi dan memenuhi kebutuhan pasar internasional," ucap Arief.