Era Baru Ekonomi Syariah: BSI dan IFG Bersinergi Dorong Inklusi Keuangan dan Digitalisasi
JAKARTA, iNewsTangsel.id - Ekonomi syariah Indonesia tengah memasuki fase kebangkitan baru. Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Indonesia Financial Group (IFG), dua pemain utama sektor keuangan syariah, tampil sebagai pendorong utama transformasi ini. Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, keduanya telah berhasil menciptakan inovasi yang mendukung pertumbuhan inklusi keuangan sekaligus memajukan digitalisasi perbankan syariah.
BSI, yang kini menempati posisi ke-6 dari segi aset nasional, terus membuktikan kapasitasnya sebagai bank syariah modern dengan pendekatan inovatif. Kami ingin mengubah persepsi bahwa bank syariah bukan hanya soal halal, tapi juga keren dan mengikuti tren teknologi, ujar Anton Sukarna, Direktur Sales and Distribution BSI, dalam Media Briefing yang digelar di Sarinah, Jakarta, Rabu (09/10/2024). Dengan memanfaatkan teknologi digital, BSI menargetkan untuk menjadikan layanan syariah lebih mudah diakses dan relevan bagi masyarakat milenial dan generasi Z.
Selain itu, pertumbuhan BSI juga didorong oleh kesuksesan di pasar modal. Saham BRIS terus menunjukkan performa positif, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 143,46 triliun. Tidak hanya itu, BSI juga mencatatkan diri sebagai salah satu dari 10 bank syariah global dengan kapitalisasi pasar terbesar, menunjukkan daya saingnya di tingkat internasional.
Sementara itu, IFG yang bergerak di sektor asuransi dan keuangan non-bank juga melakukan transformasi besar melalui tata kelola yang lebih baik dan efisiensi operasional. Haru Koesmahargyo, Wakil Direktur Utama IFG, menjelaskan bahwa integrasi teknologi melalui layanan bersama serta pengelolaan risiko yang ketat telah menjadi kunci keberhasilan IFG dalam meraih kinerja positif. Dengan transformasi ini, kami siap bersaing di pasar global dan terus mendukung inklusi keuangan syariah di Indonesia, katanya.
Kadin Indonesia Perkuat Komitmen dalam Menegakkan AD/ART sebagai Dasar Pelaksanaan Organisasi
Pengamat BUMN, Toto Pranoto, menyampaikan bahwa perkembangan pesat kedua lembaga ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara inovasi teknologi dan prinsip syariah dapat menciptakan ekonomi yang lebih inklusif. Menurutnya, tantangan ke depan adalah bagaimana memperluas penetrasi pasar syariah serta memperkuat produk-produk berbasis syariah seperti mudharabah dan wakaf agar semakin diminati masyarakat.
Langkah-langkah inovatif BSI dan IFG ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi syariah Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing di era digital global. Ke depan, ekonomi syariah bukan lagi menjadi alternatif, tetapi solusi utama bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.