Uni Eropa Resmi Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Mobil Listrik China

Uni Eropa Resmi Terapkan Tarif Impor Tinggi untuk Mobil Listrik China

Ekonomi | inews | Minggu, 6 Oktober 2024 - 10:55
share

BRUSSELS, iNews.id - Uni Eropa resmi menerapkan tarif impor kendaraan listrik dari China setelah mayoritas negara anggota mendukung rencana tersebut. Langkah ini dilakukan untuk melindungi industri mobil Eropa agar tidak dirugikan dengan kebijakan subsidi dari negara yang tidak adil.

Mengutip BBC , tarif untuk mobil listrik buatan China akan naik dari 10 persen menjadi 45 persen selama lima tahun ke depan. Ada kekhawatiran bahwa langkah tersebut dapat menaikkan harga kendaraan listrik bagi pembeli.

Keputusan tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh negara anggota Uni Eropa, seperti Prancis dan Jerman. Hal ini berisiko memicu perang dagang antara Brussels dan Beijing, yang telah mengecam tarif tersebut sebagai proteksionis.

China telah mengandalkan produk berteknologi tinggi untuk membantu menghidupkan kembali ekonominya yang sedang lesu. Sementara, Uni Eropa merupakan pasar luar negeri terbesar bagi industri mobil listrik negara tersebut.

Industri mobil domestik China telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir, di mana merek-merek seperti BYD telah merambah pasar internasional.

Hal ini telah memicu kekhawatiran dari negara-negara seperti anggota Uni Eropa bahwa perusahaan-perusahaannya sendiri tidak akan mampu bersaing dengan harga yang lebih murah.

Adapun Uni Eropa memberlakukan tarif impor dengan tingkat yang berbeda-beda dari berbagai produsen China pada musim panas, tetapi pemungutan suara yang dilakukan hari Jumat untuk memutuskan apakah tarif tersebut akan diterapkan selama lima tahun ke depan.

Tarif impor dihitung berdasarkan perkiraan berapa banyak bantuan negara China yang diterima setiap produsen setelah penyelidikan Uni Eropa. Komisi Eropa menetapkan bea masuk individual pada tiga merek kendaraan listrik utama China, yaitu SAIC, BYD, dan Geely.

Anggota Uni Eropa terbagi dalam hal tarif. Jerman, yang industri manufaktur mobilnya sangat bergantung pada ekspor ke China, menentangnya. Banyak anggota Uni Eropa yang abstain dalam pemungutan suara tersebut.

Namun, Prancis, Italia, Belanda, dan Polandia dilaporkan telah mendukung pajak impor. Usulan tarif hanya dapat dibatalkan jika mayoritas yang memenuhi syarat dari 15 anggota memberikan suara menentangnya.

Sementara, asosiasi industri terkemuka Jerman, BDI meminta Uni Eropa dan China untuk melanjutkan perundingan perdagangan mengenai tarif guna menghindari konflik perdagangan yang meningkat.

Mengenai penerapan tarif impor, Kementerian Perdagangan China menyebut keputusan tersebut tidak adil dan tidak masuk akal. Meski begitu, Negeri Tirai Bambu menuturkan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan melalui negosiasi.

Topik Menarik