Transisi Energi, PLTU Jeranjang Gunakan Limbah Serbuk Kayu dan Kertas

Transisi Energi, PLTU Jeranjang Gunakan Limbah Serbuk Kayu dan Kertas

Ekonomi | inews | Minggu, 8 September 2024 - 20:02
share

JAKARTA, iNews.id - PLN Indonesia Power mendorong transisi energi menuju energi ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan limbah serbuk kayu (sawdust) dan kertas di PLTU Jeranjang, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer menggantikan batubara. Dengan begitu, emisi dari sektor kelistrikan dapat berkurang di Tanah Air.

"Penggunaan biomassa pada unit bisnis pembangkitan khususnya PLTU ini berdampak pada penurunan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," ucap Edwin dikutip iNews.id, Minggu (8/9/2024).

Kemudian, Manager Unit PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang Yunisetya Ariwibawa mengatakan PLTU Jeranjang telah memanfaatkan beragam limbah untuk dijadikan bahan baku biomassa yang dimanfaatkan sebagai energi primer untuk mengurangi peran batu bara.

Adapun limbah tersebut mulai dari hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF), serbuk kayu atau sawdust, wood chip dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).

"Untuk PLTU Jeranjang kami menggunakan biomassa dari SRF, kemudian Sawdust dan woodchips,yang terakhir ada LURK, secara akumulatif total konsumsi biomassa PLTU Jeranjang sepanjang 2024 hingga Agustus ini mencapai 15.796 ton," ucap dia.

Selain berdampak bagi lingkungan, pemanfaatan limbah ini juga memberikan dampak bagi masyarakat. Salah satu koordinator masyarakat penyedia biomass sawdust Mansyur mengungkapkan, PLN Indonesia Power UBP Jeranjang telah memberdayakan masyarakat sekitar PLTU Jeranjang untuk menyediakan bahan baku biomass yang berasal dari wilayah sekitar Lombok.

"Kita mengumpulkan potensi-potensi lokal, kalau sumber kami adalah se-Pulau Lombok, jadi ada ratusan ton perkiraan yang didatangkan setiap harinya, untuk pendapatan tentunya meningkat dua kali lipatnya. Yang awalnya berpenghasilan 50.000 setiap harinya kini dapat mencapai Rp100.000 hingga 150.000," kata Mansyur.

Mansyur dan anggota kelompoknya mendapat target untuk menyediakan 3.000 ton sawdust dalam satu tahun. Penyediaan sawdust ini membawa dampak penambahan pendapatan masyarakat dan membuka lapangan kerja baru, sehingga perekonomian wilayah Lombok bisa lebih menggeliat.

"Kalau kami ditarget menyediakan 3 ribu ton pertahun yang mana melibatkan kurang lebih 50 orang. Ada juga pihak lain yang terlibat," ucap Mansyur.

Topik Menarik