Cukai Minuman Berpemanis bakal Diterapkan Tahun Depan, Bagaimana Dampaknya terhadap Emiten Konsumer?

Cukai Minuman Berpemanis bakal Diterapkan Tahun Depan, Bagaimana Dampaknya terhadap Emiten Konsumer?

Ekonomi | inews | Kamis, 22 Agustus 2024 - 07:37
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah menargetkan penerimaan cukai naik 6 persen pada 2025 menjadi Rp244 triliun. Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang akan dilakukan melalui ekstensifikasi cukai secara terbatas pada Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).

Pungutan cukai MBDK ditargetkan mencapai Rp4,4 triliun pada APBN 2024. Namun, hingga saat ini pungutan cukai tersebut belum diimplementasikan karena pemerintah belum merilis aturan teknisnya.

Namun, pungutan cukai MBDK tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 serta dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025 dalam pasal 4 ayat 6.

Lead Investment Analyst Stockbit, Edi Chandren menuturkan, pemberlakuan aturan baru tersebut memang akan berdampak pada sejumlah emiten konsumer seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), di mana keduanya memiliki produk yang terekspos cukai minuman berpemanis masing-masing sebesar 25-30 persen dan 15-20 persen dari total pendapatan.

Secara kuantitatif, estimasi dampak negatif cukai MBDK bagi profitabilitas perusahaan konsumer baru dapat dihitung setelah pemerintah merilis detail teknis perhitungan cukai, ujar Edi dalam risetnya dikutip, Kamis (22/8/2024).

Kami menilai bahwa MYOR berpotensi merasakan dampak terbesar dari penetapan cukai ini, diikuti oleh SIDO, tuturnya.

Meski begitu, secara kualitatif, Edi menilai dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi dengan sejumlah cara yakni, perseroan dapat meluncurkan produk sejenis yang lebih rendah gula alias less sugar. Selain itu, perseroan juga dapat meneruskan (pass-on) sebagian beban cukai ke dalam harga jual produk.

Perihal kinerja, sepanjang enam bulan pertama tahun 2024, MYOR membukukan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,21 triliun. Pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp16,22 triliun, naik dari sebelumnya sebesar Rp14,81 triliun.

Sementara, pada semester I 2024, SIDO mengantongi laba bersih sebesar Rp608,49 miliar, naik 35,79 persen dari periode yang sama tahun 2023 lalu yang sebesar Rp448,10 miliar. Sejalan dengan itu, penjualan SIDO juga naik 14,67 persen menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun.

Topik Menarik