Marak PHK di Industri Tekstil, Peserta BPJS Ketenagakejaan Berkurang 46.001 Orang

Marak PHK di Industri Tekstil, Peserta BPJS Ketenagakejaan Berkurang 46.001 Orang

Ekonomi | inews | Selasa, 2 Juli 2024 - 16:10
share

JAKARTA, iNews.id - Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mempengaruhi jumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan. Tercatat sebanyak 46.001 peserta dari sektor tersebut tidak lagi menjadi peserta.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo menuturkan, pada sektor industri garmen dan pakaian jadi, tren penurunan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sudah terjadi sejak awal Januari 2023 hingga Mei 2024. 

Penurunan tren peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut ditengarai dengan adanya PHK massal secara bertahap di industri tersebut. Dia menyebutkan, saat ini total karyawan industri garmen dan pakaian jadi yang masih bertahan menjadi peserta BPJS yakni 559.469 orang.

"Di sektor industri garmen dan pakaian jadi itu tren penurunan kepesertaan di kami yakni sekitar 4,27 persen, atau sekitar 24.996 orang yang tidak lagi menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," ucap Anggoro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, Selasa (2/7/2024). 

Dia menambahkan, industri TPT di sektor tekstil juga mengalami penurunan tren kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Dia menyebutkan total penurunan peserta di sektor ini yakni 6,17 persen dalam rentan waktu yang sama dengan garmen dan pakaian jadi.

"Jadi total penurunan kepesertaan di industri tekstil yaitu 21.005 orang dengan menyisakan 319.325 orang yang masih menjadi peserta aktif BPJS," ucapnya.

Lebih lanjut, Anggoro menuturkan, total sebaran karyawan industri TPT tersebut 82 persennya berada di Pulau Jawa. Hal ini dilihat kembali berdasarkan data total kepesertaan aktif yang sampai saat ini masih aktif bekerja di industri TPT ditambah perusahaan alas kaki. 

"Total peserta saat ini yakni 1,5 Juta se-Indonesia, dengan 82 persennya berada di Pulau Jawa," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juni 2024 mencapai 52,50. Kegiatan usaha secara umum meningkat 1 persen. Namun, data tersebut menimbulkan pertanyaan, karena seperti diketahui akhir-akhir ini banyak terjadi PHK yang terjadi sektor industri utamanya tekstil.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menjelaskan, perbedaan optimisme IKI dengan keadaan di lapangan. Menurutnya, jika IKI dihitung dari bidang makro bukan mikro.

“Soal optimisme di IKI naik tapi kok di lapangan berbeda. Saya sampaikan memang kalau dari IKI kan makro ya, semua sub sektor”, ucap Febri, di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Topik Menarik