Muhammadiyah Tetapkan Besok Awal Ramadan, Pemerintah dan NU Kapan?

Muhammadiyah Tetapkan Besok Awal Ramadan, Pemerintah dan NU Kapan?

Berita Utama | sindonews | Jum'at, 28 Februari 2025 - 02:34
share

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa 1 Ramadan 1446 H/2025 M jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Sementara pemerintah baru akan menetapkan awal puasa melalui sidang isbat yang akan digelar, Jumat (28/2/2025) sore nanti.

Penetapan awal Ramadan 1446 H telah diumumkan Muhammadiyah melalui maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1 Tahun 2025 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 Hijriah. Maklumat tersebut ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti pada 28 Januari 2025.

Dalam maklumatnya, Muhammadiyah menjelaskan pada Jumat Legi, 29 Syakban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025 M, ijtimak jelang Ramadan 1446 H terjadi pada pukul 07:46:49 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = +04° 11¢ 08² (hilal sudah wujud). Pada saat Matahari terbenam, Jumat, 28 Februari 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud).

"Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu Pahing, 1 Maret 2025 M," kata Sayuti saat konferensi pers, Rabu (12/2/2025).

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar Sidang Isbat menentukan awal puasa Ramadan bagi umat Islam di Indonesia, Jumat (28/2/2025). Sidang isbat akan dipimpin langsung Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad menyebut sidang akan dihadiri dari berbagai pihak. Dia mendetailkan bahwa pelaksanaan sidang akan dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag, Jakarta Pusat.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," kata Abu dikutip Jumat (28/2/2025).

Lebih lanjut, terdapat tiga kegiatan dalam sidang isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Lalu, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia. “Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik," ucapnya.

Abu mengajak masyarakat menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 1446 H. Hal ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

"Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Urais Binsyar pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat pagi ini sekitar pukul 07.44 WIB. Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.

"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” kata Arsad.

Hasil Hisab NU dan BMKGSementara itu, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merilis data hilal menjelang Ramadan 1446 H pada Rabu (26/2/2025). Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU dilakukan untuk hari Jumat Legi, 29 Sya'ban 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 28 Februari 2025 M pada titik Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama'i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.

Data hisab menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar'ie +3 derajat 49 menit 45 detik, sedangkan elongasi hilal haqiqi 6 derajat 06 menit 12 detik. Meskipun hilal sudah di atas ufuk dan di atas 3 derajat, tapi hilal masih berada di bawah kriteria imkanur rukyah. Hal ini mengingat elongasi belum mencapai 6,4 derajat. Adapun ijtimak atau konjungsi terjadi pada Jumat Legi 28 Februari 2025 M pukul 07:45:14 WIB.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal jelang Ramadan 1446 H. Dalam informasi itu, dijelaskan bahwa konjungsi akan terjadi pada hari Jumat, 28 Februari 2025 M, pukul 0.44.38 UT atau Jumat, 28 Februari 2025 M, pukul 7.44.38 WIB atau Jumat, 28 Februari 2025 M, pukul 8.44.38 WITA atau Jumat, 28 Februari 2025 M, pukul 9.44.38 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika Matahari dan Bulan tepat sama 339,67 derajat. Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal bulan Syakban 1446 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal bulan Ramadan 1446 H) adalah 29 hari 12 jam 9 menit.

Ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 28 Februari 2025, berkisar antara 3.02 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 4.69 derajat di Sabang, Aceh dengan besaran elongasi berkisar antara 4.78 derajat di Waris, Papua sampai dengan 6.4 derajat di Banda Aceh, Aceh.

Topik Menarik