Kisah Sukses Beni Irawan, Juragan Es Kelapa yang Pernah jadi Chef Restoran di Bali

Kisah Sukses Beni Irawan, Juragan Es Kelapa yang Pernah jadi Chef Restoran di Bali

Berita Utama | inews | Sabtu, 9 November 2024 - 07:40
share

BOGOR, iNews.id – Kisah sukses Beni Irawan, mantan chef restoran di Kuta, Bali menjadi juragan es kelapa patut dijadikan inspirasi bagi semua orang. 

Berkat keuletan dan kerja kerasnya tak kenal lelah, Beni kini sudah memiliki enam cabang es kelapa yang diberi nama Nusantara Kelapa. Omzetnya pun sudah mencapai seratusan juta rupiah per bulan setelah menjadi nasabah Bank BRI. 

Namun, usaha yang dirintis Beni tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang dihadapinya sebelum menemukan jalan kesuksesannya.

Beni menuturkan, sebelum terjun ke usaha es kelapa dirinya sempat bekerja di salah satu hotel dan restoran di wilayah Kuta, Bali sebagai demi chef. Dia bertanggungjawab dengan standar rasa dan pengadaan bahan makanan. 

“Saya dapat sedikit ilmu soal makanan dan minuman saat bekerja di restoran. Itu coba saya aplikasikan setelah keluar dari pekerjaan,” kata Beni ditemui iNews.id di kedai Es Nusantara Kelapa, Jalan Citaringgul, Babakan Madang, belum lama ini yang ditulis Jumat (8/11/2024).

Setelah menikah pada 2012 lalu, Beni memutuskan keluar dari pekerjaannya dan kembali ke Kabupaten Bogor untuk menemani sang istri yang bekerja di salah satu rumah sakit kawasan Sentul.

Beni mengaku saat itu jobless alias tidak ada pekerjaan yang dilakoninya. Dia kemudian mencoba membuka usaha warung makan sesuai keahliannya di wilayah Bekasi. Namun, usaha tersebut tidak bertahan lama.

“Saya buka warung makan tapi tidak dapat respons positif dari konsumen. Akhirnya warung makan itu tutup,” tutur suami dari Kurniasih itu.

Kedai es Nusantara Kelapa milik Beni Irawan di Babakan Madang, Bogor. (Foto: iNews.id)

Langganan Prabowo

Bermodalkan uang tabungan Rp30 juta, Beni kemudian berjualan es kelapa di lapak berukuran 2x3 meter di wilayah Babakan Madang pada April 2015. 

Berawal dari warung kecil es kelapa, Beni mulai menemukan jalan kesuksesannya. Tak butuh waktu lama hanya empat bulan, dia mampu menyewa kios. 

“Saat itu, saya beri nama kios es kelapa hejo (hijau). Tapi ternyata sudah ada yang memakai. Akhirnya, saya ganti jadi Nusantara Kelapa,” ucapnya.

Dua tahun berjalan tepatnya pada 2017, es Nusantara Kelapa mulai mendapat respons positif dari konsumen. Varian rasa es kelapanya pun bertambah dari semula hanya tiga menjadi 28 rasa.

“Ya, awalnya cuman tiga rasa es kelapa original, kuwut, dan kelapa susu. Sekarang sudah ada 28 rasa yang saya racik sendiri,” tuturnya.

Selain menjual es kelapa, Beni juga memasok buah kelapa ke pedagang-pedagang lainnya. Beni belanja langsung kelapa dari petani di wilayah Sukabumi.

“Pernah tertipu juga pas jualan buah kelapa. Akhirnya saya datangi langsung petani kelapa. Di situ saya mulai ada jalan,” ucapnya.

Beni menuturkan, pelanggan buah kelapa tidak hanya dari penjual es tapi sudah merambah ke restoran, hotel hingga pejabat. Salah satu pelanggan setianya yakni, Prabowo Subianto yang kini menjadi Presiden ke-8 RI.

“Dulu, saya sering dapat orderan dari Pak Prabowo. Saya antar langsung ke Hambalang tiap ada acara di sana,” ujarnya.

Dapat KUR BRI

Usaha es kelapa yang terus berkembang membuat Beni berpikir membuka cabang di tempat lain. Namun, dia terbentur permodalan. Beni kemudian mengajukan bantuan usaha melalui KUR BRI.

Beni mengaku awalnya mendapat pinjaman sebesar Rp25 juta pada 2020 dengan tenor satu tahun. Badai Covid-19 yang menghantam hampir seluruh dunia ternyata tidak berdampak signifikan pada usaha es kelapa.

Justru masa-masa pandemi membuat usaha es kelapa Beni semakin laris. Sebab, banyak warga yang mencari kelapa muda sebagai minuman yang dipercaya mampu membuat imun tubuh kuat.

“Waktu Covid-19, malah konsumen semakin banyak. Mereka apda nyari kelapa hijau sebagai obat,” ucapnya.

Beni kemudian meminjam KUR BRI untuk kali kedua dengan nilai Rp50 juta pada 2022. Setahun berikutnya mendapat pinjaman dengan nilai lebih besar yakni Rp100 juta.

“Pinjaman modal dari BRI ini saya pakai buat buka cabang dan beli alat-alat usaha,” katanya.

Kini, Beni sudah memiliki enam cabang es Nusantara Kelapa yang tersebar di Babakan Madang, Cibinong, dan Bekasi. Total ada 20 karyawan yang dipekerjakan di enam cabang es kelapa tersebut.

Dari usaha es kelapa Nusantara, Beni mampu meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan. Omzet itu meningkat hampir dua kali lipat pada Bulan Ramadhan. Beni pun kini memiliki dua mobil dan rumah di Garut. 

“Rata-rata Rp100 juta per bulan. Kalau di Bulan Ramadhan, bisa sampai Rp150 jutaan,” katanya.

Beni mengaku tidak ada tips khusus dalam berbisnis. Dia hanya menekankan kepada semua karyawannya untuk bersikap jujur, amanah, dan bertanggung jawab.

“Kita contoh sifat Nabi saja, jujur, sidik, tablig, dan amanah. Kalau ada komplain pelanggan, kita layani dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Salah satu pelanggan, Raja mengaku sudah lama menjadi pelanggan setia es Nusantara Kelapa. Selain rasanya yang enak, harga yang ditawarkan juga ramah di kantong konsumen.

"Sudah lama saya jadi pelanggan es kelapa di sini. Sejak kios ini berdiri. Selain rasanya enak, harganya juga tidak nggetok," ucapnya.

BRI Salurkan KUR ke 1,2 Juta Debitur

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mengakselerasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur pada sepanjang Januari hingga April 2024. Pencapaian tersebut setara 36 persen dari target penyaluran KUR yang di-breakdown oleh pemerintah kepada BRI di 2024 yakni sebesar Rp165 triliun.

Direktur Bisnis Mikro Supari mengungkapkan, mayoritas KUR BRI disalurkan kepada sektor produksi, dengan proporsi mencapai 55,95 persen.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," kata Supari.

BRI akan terus menjalankan strategi yang telah dilaksanakan selama ini guna mendorong penyaluran KUR. Strategi tersebut melalui konsep revitalisasi tenaga pemasar mikro yang merupakan financial advisor dengan konsep penguasaan ekosistem suatu wilayah. Ini akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, Klasterkuhidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online). 

"Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya bidang keuangan, tetapi juga non-keuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM," tuturnya. 

Supari mengatakan, BRI bersama pemerintah memiliki komitmen untuk mendorong para nasabah KUR naik kelas. Atas dasar tersebut, lanjutnya, pemerintah memberlakukan aturan masa maksimal penerimaan KUR hingga penyesuaian bunga KUR.

"Dilakukan penyesuaian sehingga orang jangan nyaman KUR terus, tapi naik kelas. Siklusnya tidak boleh terus-terusan dan bunganya juga semakin naik mendekati komersial. Setelah itu didorong untuk percepatan graduasi," ujar Supari.

BRI optimistis dapat memenuhi penyaluran KUR, untuk tahun ini senilai Rp165 triliun pada September 2024. Hal tersebut dapat tercapai dengan adanya percepatan graduasi atau upaya untuk membuat nasabah eksisting naik kelas. Di sisi lain, penyaluran KUR juga didorong dengan perluasan jangkauan penerima baru.

“Untuk tahun ini, kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan,” ucap Supari.

Topik Menarik