Dukung ASI Eksklusif, Kemenkes Bagikan Cara Memperlancar ASI

Dukung ASI Eksklusif, Kemenkes Bagikan Cara Memperlancar ASI

Berita Utama | okezone | Jum'at, 23 Agustus 2024 - 04:40
share

PEMBERIAN Air Susu Ibu (ASI) untuk mendukung kesehatan bayi dan anak telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai ASI tercantum mulai dari Pasal 24 hingga Pasal 48.

Pasal 24 menegaskan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir hingga berusia enam bulan, lalu dilanjutkan hingga berusia dua tahun sambil diberikan makanan pendamping. Ketentuan ini seringkali menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama mengenai solusi jika ASI ibu sulit atau tidak keluar.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Lovely Daisy, MKM, menjelaskan, memberikan tanggapan mengenai ASI yang sulit atau tidak keluar seringkali membuat para ibu khawatir.

Selama beberapa hari setelah melahirkan, ASI yang keluar berupa kolostrum dengan volume sekitar 5-7 ml. Kolostrum berwarna kekuningan atau bening, mengandung protein yang lebih tinggi dari ASI yang muncul kemudian dan mengandung zat anti infeksi. Inilah yang sering dianggap ibu sebagai ASI tidak, sulit atau sedikit keluar, kata Daisy di Jakarta, sebagaimana dirangkum dari laman resmi Kemenkes, Jumat (23/4/2024).

Seiring berjalannya waktu, kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi, lalu menjadi ASI matang. Perubahan tersebut juga akan diiringi dengan pertambahan volume ASI.

Ibu akan merasa payudara penuh, keras dan berat. Perubahan ASI tersebut terjadi pada minggu pertama kehidupan, tutur Daisy.

Menyusui Sesering dan Semau Bayi

Menurut dr. Lovely Daisy, cara paling efektif untuk memperlancar produksi ASI, yakni ibu menyusui bayi dengan benar sesering dan selama bayi menghendaki. Pemberian makanan atau minuman lain selain ASI tidak boleh sembarangan.

Pemberian selain ASI akan menghambat produksi ASI. Susu pengganti ASI atau susu formula diberikan ketika ada indikasi medis setelah melalui penilaian oleh dokter yang kompeten, katanya.

Ibu dapat mempraktikkan teknik menyusui yang benar melalui perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Indikator dalam proses menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar, perlekatan bayi yang tepat, dan keefektifan isapan bayi pada payudara.

Teknik menyusui yang salah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal. Akibatnya, memengaruhi produksi ASI, yang selanjutnya membuat bayi enggan menyusu. Hal ini menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak tercukupi.

Untuk menyusui dengan benar, ibu dapat menghubungi konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau mengakses telekonseling menyusui jika ibu mengalami keraguan terkait menyusui ataupun jika ada kendala. Konselor menyusui siap untuk memberikan informasi atau mendukung ibu untuk menyusui, ucap Daisy.

Topik Menarik