Ngeri! Iran Akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh dengan Operasi Khusus

Ngeri! Iran Akan Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh dengan Operasi Khusus

Berita Utama | inews | Kamis, 1 Agustus 2024 - 07:30
share

NEW YORK, iNews.id - Iran bertekad akan membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Bahkan Iran bakal menyiapkan operasi khusus untuk melaksanakannya.

"Respons terhadap pembunuhan tersebut memang akan berupa operasi khusus, lebih keras serta bertujuan untuk membuat para pelaku menyesalinya secara mendalam," bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (1/8/2024).

Pesan itu tidak secara lugas menyinggung soal pembunuhan Haniyeh, namun tak dapat dipungkiri menargetkan Israel.

Haniyeh dibunuh dengan cara diserang menggunakan rudal di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7/2024) pagi. Keberadaannya di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezashkian. 

Serangan terhadap Haniyeh di Iran jelas sebagai bentuk pelanggaran atas kedaulatan. 

Sebelumnya Presiden Pezeshkian berjanji akan membuat Israel menyesali tindakan pengecutnya. Dia juga mengamini pernyataan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei bahwa membalas pembunuhan Haniyeh merupakan urusan Iran.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menegaskan, serangan itu juga bentuk pelanggaran hukum internasional.

"Perbuatan teroris ini bukan hanya pelanggaran mencolok terhadap prinsip dan aturan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, tetapi juga ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan dan internasional," kata Kanaani.

Dia menambahkan, pembunuhan Haniyeh merupakan perbuatan agresif baru dari rezim Israel serta bagian dari rencana genosida tethadap penduduk Palestina, terutama dalam 10 bulan terakhir sejak perang 7 Oktober. Selain itu Israel secara terang-terangan berupaya meningkatkan ketidakamanan di kawasan.

Dia juga menuduh Amerika Serikat terlibat dalam pembunuhan ini.

“Sebagai pendukung dan kaki tangan rezim Zionis dalam melanjutkan penjajahan dan genosida terhadap warga Palestina, pemerintah AS bertanggung jawab dalam melakukan tindakan terorisme yang keji ini," ujarnya.

Topik Menarik