Korut Tindak Tegas Warganya Gunakan Budaya Korsel, Hukum Kerja Paksa hingga Eksekusi Mati

Korut Tindak Tegas Warganya Gunakan Budaya Korsel, Hukum Kerja Paksa hingga Eksekusi Mati

Berita Utama | inews | Sabtu, 29 Juni 2024 - 21:20
share

SEOUL, iNews.id - Otoritas Korea Utara (Korut) kembali menerapkan tindakan keras terhadap warganya yang meniru budaya dari Korea Selatan (Korsel). Petugas merazia warga yang menikah menggunakan gaun ala Korsel. Bukan hanya itu petugas menindak warganya yang menggunakan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, baru-baru ini merilis laporan teranyar, berdasarkan keterangan dari ratusan warga Korut yang membelot. Salah satunya seorang pemuda 22 tahun yang dieksekusi mati setelah mengakui telah mendengarkan musik K-pop serta mendistribusikan film-film lainnya.

Menurut laporan tersebut, sebagaimana diaporkan Yonhap, razia dan penggeledahan oleh otoritas Korut semakin gencar sejak 2021.

Beberapa kegiatan yang dirazia antara lain penggunaan gaun pengantin berwarna putih. Selain itu, petugas juga menindak pengantin pria yang menggendong pasangannya di punggung.

Petugas juga merazia ponsel warga kemudian membuka aplikasi pesan singkat. Mereka mencari apakah pemilik ponsel menggunakan bahasa gaul Korsel dalam percakapannya atau tidak.

Kacamata hitam juga dianggap kontra-revolusioner, meski pemimpin Korut Kim Jong Un menggunakannya. Lebih ekstrem, ayah Kim, Kim Jong Il, juga menyebut pakaian sehari-hari termasuk celana jins, sebagai kontra-revolusioner.

Sementara itu Pemerintah Korut membantah laporan soal tindakan keras, termasuk eksekusi terhadap orang yang menyimpan atau menyebarkan musik atau film Korsel. Korut menyebut penggambaran itu sebagai fitnah dan rekayasa.

Undang-undang yang ditetapkan Korut pada 2020 menetapkan, menonton atau mendistribusikan hiburan Korsel bisa dihukum mati.

Sementara itu laporan yang dirilis tahun ini termasuk kisah eksekusi mati di hadapan publik terhadap seorang petani berusia 22 tahun. Dia dinyatakan bersalah karena mendengar 70 lagu, menonton tiga film, kemudian mendistribusikannya.

Kasus tersebut diperkirakan satu-satunya melibatkan eksekusi mati yang dilakukan berdasarkan hukum penolakan ideologi dan budaya reaksioner sejauh ini.

Sebuah video yang beredar awal tahun ini menunjukkan, dua remaja dijatuhi hukuman kerja paksa karena kejahatan serupa.

Laporan Kementerian Unifikasi Korsel ini dirilis di saat ketegangan dua negara bertetangga itu meningkat. Korut mengirim lebih dari 2.000 balon berisi sampah dan kotoran melintasi perbatasan sejak bulan lalu.

Hal yang lebih membuat panas Korsel dan AS adalah pertemuan antara Kim Jong Un dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu. Putin dan Kim meneken pakta keamanan bersama, yakni kedua negara akan saling membantu jika diserang negara lain.

Topik Menarik