4 Fakta Menarik Koteka, Pakaian Tradisional Khas Papua yang Punya Makna Filosofi Mendalam
PAPUA merupakan wilayah bagian timur Indonesia yang menyimpan keindahan alam yang menawan dan mendunia. Tak hanya itu, bumi cenderawasih ini juga memiliki kebudayaan tradisional yang kaya dan unik.
Koteka merupakan salah satu kebudayaan tradisional Papua, di mana berupa pakaian khas yang digunakan oleh laki-laki Papua, yang mencerminkan nilai budaya dan sejarah.
Bahkan, koteka juga digunakan dalam acara adat dan sebagai simbol kedudukan sosial dalam masyarakat. Berikut Okezone rangkumkan 4 fakta koteka, pakaian tradisional khas Papua.
1. Pakaian tradisional laki-laki Papua
Koteka memiliki bentuk dan ukurang yang unik dan bervariasi, ada yang panjangnya sampai lutut maupun pendek, yang dibuat untuk menutupi bagian bawah laki-laki.
Bahkan, pakaian tradisional ini merupakan warisan budaya di Papua, sehingga masih digunakan saat melakukan upacara adat dan sebagainya.
2. Koteka terbuat dari labu air
Cerita Natalius Pigai Hadiri Pembekalan Calon Menteri Prabowo Tanpa Sopir, Beda dengan Tokoh Lain
Pakaian ini terbuat dari labu air, namun pada bagian biji dan daging buah tersebut tidak digunakan. Biasanya jenis labu yang digunakan ialah labu air tua, karena memiliki tekstur yang lebih keras dan awet saat dikeringkan.
(Foto: Shopee)
Uniknya, hanya laki-laki saja yang dapat menanam hingga memanen buat labu air ini, lho. Proses pembuatan baju ini juga sederhana, di mana labu air yang telah dibersihkan akan dikeringkan, jika sudah kering maka akan dibentuk sesuai dengan ukuran panjang yang melengkung.
3. Mengandung makna filosofi
Meskipun bentuknya yang unik, namun koteka memiliki makna kehidupan bagi Anda yang menggunakannya, di mana terdapat nilai kebersamaan, kepemimpinan, dan kebanggaan, serta menjadi simbol kedewasaan pada pria.
Misalnya, koteka tegak lurus berarti laki-laki sejati dan perjaka, lalu koteka miring ke kanan berarti laki-laki jantan yang memiliki status sosial cukup tinggi, dan koteka miring ke kiri artinya mereka adalah keturunan panglima perang.