Film Seribu Bayang Purnama, Kisah Romansa Cinta di Atas Keresahan Petani

Film Seribu Bayang Purnama, Kisah Romansa Cinta di Atas Keresahan Petani

Gaya Hidup | bekasi.inews.id | Kamis, 17 Oktober 2024 - 12:40
share

JAKARTA, iNewsBekasi.id - Sinopsis Film Seribu Bayang Purnama mengisahkan konflik antara dua keluarga yaitu keluarga Budi (yang diperankan Nugie) serta anaknya Putro (Marthino Lio) dengan keluarga Gatot (Whani Darmawan) dan anaknya, Dodit (Aksara Dena), yang berseteru karena berseberangan prinsip dalam bertani.

Lebih dari sekedar film drama, film ini juga menyuarakan keresahan petani soal mahalnya biaya produksi, keseimbangan dengan alam, dan mengingatkan pentingnya pertanian dalam hidup masyarakat Indonesia.

Di tengah keresahan para petani karena melejitnya harga pupuk, bersemi romansa yang dipupuk secara alami antara Putro dan Ratih, namun gagal panen karena adanya konflik keluarga.

Sutradara Film Seribu Bayang Purnama Yahdi Jamhur mengatakan  dijadwalkan tayang di bioskop pada akhir 2024 dan diharapkan dapat menginspirasi penonton lebih menghargai dunia pertanian sebagai penopang ketersediaan pangan sehari-hari.

Film ini juga diharapkan menjadi pengingat kembali pentingnya menjaga keselarasan antara manusia dan alam. “Melalui film ini, kami coba membawa penonton bisa melihat dari dekat kehidupan petani Indonesia dengan segala problematika yang dihadapi, tetapi pada akhirnya mereka harus tetap berusaha agar bisa menghasilkan sesuatu untuk menjalankan hidup,” ujar Yahdi.

 

Yahdi melanjutkan fim ini diangkat berawal dari keresahan petani mengenai kesulitan yang mereka hadapi.Yahdi Jamhur melalui rumah produksi Baraka Film, berusaha menuangkan keresahan tersebut dalam media film romantis bertemakan pertanian yang belum pernah diangkat sebelumnya.

Film Seribu Bayang Purnama mulai diproduksi sejak akhir September lalu dengan proses syuting di beberapa lokasi daerah pedesaan Indonesia.

“Industri pertanian merupakan salah satu industri terpenting bagi Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris tetapi pada kenyataanya banyak sekali kendala yang dihadapi petani."

"Yakni, saat mereka melakukan produksi mulai dari tingginya biaya bibit, pupuk, belum lagi kesulitan untuk mendistribusikan hasil pangan serta tidak stabilnya harga jual produk pangan mereka. Ini menggugah kami coba mengangkat keresahan itu melalui film ini,” ujar sutradara Yahdi yang sebelumnya banyak mengerjakan film dokumenter dan memiliki pengalaman lebih 30 tahun di dunia jurnalistik.

Film yang dibintangi Marthino Lio, Nugie, Givina, Aksara Dena, dan Whani Dharmawan itu siap memberikan warna baru pada perfilman Indonesia.

Untuk menghadirkan suasana asli dan keindahan alam autentik, Baraka Films terlebih dulu melakukan riset mendalam mengenai isu di antara petani yang berada di daerah.

Melalui film ini, Yahdi dan tim berkomitmen memberikan representasi kuat tentang kehidupan petani, dengan sinematografi indah serta cerita mendalam dan relevan. Kini proses pembuatan film sudah memasuki tahap akhir sebelum masuk ke proses editing.

 

Topik Menarik