Bikin Pusing Kepala, Wali Kota Ini Larang Penduduknya Sakit
ROMA, iNewsTuban.id - Seorang wali kota di Italia menyampaikan peringatan yang melarang warganya sakit. Kota dengan peraturan yang bikin pusing kepala tersebut adalah Belcastro.
Wali Kota Belcastro Antonio Torchia pada 6 Januari lalu merilis dekrit yang isinya memperingatkan 1.300 wargaya untuk menghindari penularan penyakit apa pun yang memerlukan bantuan medis, terutama keadaan darurat.
Dalam arahan tertulis, dia juga mendesak kepada warga kota, setengahnya berusia di atas 65 tahun, untuk tidak terlibat dalam perilaku apa pun yang bisa membahayakan serta menghindari kekerasan di rumah tangga.
"(Warga) Diarahkan untuk tidak terlalu sering keluar rumah, bepergian atau berolahraga, dan (sebagai gantinya) menghabiskan sebagian besar waktu dengan beristirahat," demikian bunyi arahan yang dikeluarkan Torchia, seperti dikutip dari AFP, Senin (13/1/2025).
Arahan tersebut dikeluarkan karena kurangnya akses penduduk untuk mendapat layanan kesehatan.
Layanan kesehatan di Belcastro tidak tersedia untuk waktu panjang, apalagi 24 jam.
Hasil Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Jonatan Christie Kalah, Tak Ada Wakil Indonesia di Final
Satu-satunya fasilitas medis di kota itu sering tutup. Klinik swasta pun tak buka praktik pada akhir pekan, hari libur nasional, atau di luar jam kerja.
Selain itu, rumah sakit dengan fasilitas instalasi gawat darurat terdekat berjarak 45 km, yakni di kota tetangga, Catanzaro.
"Ini bukan sekadar provokasi, peraturan ini adalah seruan minta tolong, cara untuk menyoroti situasi yang tidak bisa diterima," kata Torchia.
Dia menegaskan, dekrit kepada warganya itu juga bertujuan sebagai protes kepada pemerintah provinsi serta otoritas kesehatan wilayah guna mengatasi kelangkaan fasilitas medis tersebut.
Peraturan tersebut akan tetap berlaku sampai fasilitas kesehatan umum di kotanya beroperasi secara rutin.
Belcastro terletak di Provinsi Calabria, salah satu wilayah termiskin di Italia.
Menurut laporan BBC, salah urus dan campur tangan mafia menjadi penyebab hancurnya sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut.
Sejak 2009, 18 rumah sakit di wilayah itu telah tutup. Akibatnya, hampir setengah dari hampir 2 juta penduduk Calabria mencari pelayanan medis di luar wilayah.