Napak Tilas Sejarah di Kota Lama Surabaya, dari Pabrik Limun dan Sirup Tertua hingga Sekolah Bung Karno 

Napak Tilas Sejarah di Kota Lama Surabaya, dari Pabrik Limun dan Sirup Tertua hingga Sekolah Bung Karno 

Travel | inews | Minggu, 4 Agustus 2024 - 15:36
share

SURABAYA, iNews.id - Kota Lama Surabaya menyimpan banyak cerita sejarah dan budaya yang kaya. Kawasan ini, yang baru saja direvitalisasi, menawarkan pengalaman wisata yang unik dan mendalam.

Surabaya Heritage Tour memberikan kesempatan untuk menjelajahi situs-situs bersejarah menggunakan kendaraan listrik ramah lingkungan bernama Tour Wagen.

Tur ini membawa pengunjung ke berbagai destinasi ikonik seperti Pabrik Siropen, Posbloc, dan Jembatan Merah Plaza, memberikan wawasan mendalam tentang masa lalu kota ini sambil menikmati kenyamanan modern dan menjaga lingkungan.

iNews.id berkesempatan menjelajahi kawasan Kota Lama Surabaya dengan Tour Wagen. Sebuah mobil listrik yang disulap menjadi kereta wisata khas Surabaya.

Titik awal dan pembelian tiket berada di Taman Sejarah dan Museum Hidup Kota Surabaya. Tiket naik Tour Wagen satu orang dikenakan Rp20.000 satu kali perjalanan.

Setelah Tour Wagen penuh, perjalanan di mulai. Rombongan berjalan ke arah depan Plaza Jembatan Merah di Jalan Garuda. Belok kiri ke Jalan Kasuari terdapat Museum De Javasche Bank.

Napak Tilas Sejarah di Kota Lama Surabaya

Pabrik Sirup dan Limun di Jalan Mliwis Surabaya

Pabrik Siropen, yang terletak di Jalan Mliwis, Surabaya, adalah salah satu pabrik sirup dan limun tertua di Indonesia.

Pabrik Sirup Siropen, juga dikenal sebagai Perusahaan Sirup Telasih, terletak di Kota Tua Surabaya. Berdiri sejak 1923, pabrik ini mengusung arsitektur Indische Empire Style dan awalnya bernama pabrik limun dan sirup Telasih J.C. Van Drongelen & Hellfach.

Tourwagen membawa rombongan tur Kota Lama Surabaya (Foto: Tomi Arief/MORA Group)
Tourwagen membawa rombongan tur Kota Lama Surabaya (Foto: Toni Arief/MORA Group)

Pabrik ini pernah dikuasai Jepang pada 1942, lalu kembali ke Belanda hingga dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia pada 1958. Saat ini pengelolaan pabrik tersebut diambil alih oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkot Surabaya.

Sirup ini, yang dulu dikenal sebagai "strup" oleh warga Surabaya, kini dapat dibeli di berbagai tempat, termasuk supermarket dan pabriknya di Jalan Mliwis.

Siropen tetap diproduksi secara tradisional dan terkenal dengan rasa khasnya. Anda bisa membeli sirup langsung di pabriknya mulai harga Rp30.000 per botol.

Berfoto dia di depan Nederlaands Spaarbank

Setelah dari pabrik sirup dan limun, rombongan bergegas ke gedung salah satu bank swasta yang beralamat di Jalan Jembatan Merah untuk berfoto.
Gedung ini bernama Nederlaands Spaarbank pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bangunan yang sekarang ditetapkan sebagai cagar budaya, dulunya difungsikan sebagai bank tabungan umum pada 1916.

Posbloc/ Hogere Burgerschool (HBS)

Hogere Burger Scholl (HBS) (Foto: Komaruddin Bagja/iNews.id)
Hogere Burger Scholl (HBS) (Foto: Komaruddin Bagja/iNews.id)

Selanjutnya dalam tur ini adalah Posbloc, sebuah ruang budaya yang semarak dan telah menjadi pusat seni dan kreativitas di Surabaya. Awalnya sebuah kantor pos, Posbloc telah diubah menjadi tempat yang menyelenggarakan berbagai acara budaya, pameran, dan pertunjukan.

Situs ini menggabungkan arsitektur bersejarah dengan seni kontemporer, menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung.

Dilansir dari Surabaya Tourism, Gedung Kantor Pos Kebonrojo dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek G.P.J.M. Bolsius dari Departemen Burgerlijke Openbare Werken (BOV) Batavia. Sebelumnya, gedung ini digunakan sebagai Kantor Kabupaten Surabaya sekitar tahun 1800-1881, ketika Jalan Kebonrojo dikenal sebagai Regenstraat.

Gedung ini kemudian menjadi HBS (Hogere Burgerschool) hingga 1923, dengan alumni terkenal seperti Soekarno, Hubertus Jan van Mook, dan Christian Eichholtz. Gedung ini juga sempat menjadi markas Kepala Komisaris Surabaya sebelum berfungsi sebagai kantor pos. Selama pendudukan Jepang, gedung ini dikuasai namun berhasil direbut kembali pada Oktober 1945.

Tour yang hanya berdurasi 45 menit itu pun harus berakhir di Posbloc Surabaya. Kemudian rombongan kembali menuju ke Terminal Tour Wagen.

Namun, sepanjang perjalanan para peserta tour disuguhkan dengan beberapa bangunan bersejarah yang masih berdiri tegak. Seperti Gereja Kelahiran Santa Perawan Maria dan gedung PTPN IX yang terkenal dengan cerita mistisnya.

Kota Lama Surabaya tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah tetapi juga pusat budaya dan aktivitas modern. Surabaya Heritage Tour, menggunakan Tour Wagen yang ramah lingkungan, menawarkan cara unik menjelajahi sejarah dan budaya kota ini.

Topik Menarik