Mengenal Pernikahan Adat Lampung, Ternyata Beda Antara Masyarakat Pesisir dan Peminggir
JAKARTA, iNews.id Adat pernikahan di Indonesia sangat beragam. Bahkan di dalam satu daerah ada beberapa adat pernikahan yang dilakukan berbeda-beda. Salah satunya pernikahan adat Lampung.
Secara garis besar, Lampung memiliki dua adat pernikahan yang cukup populer, yaitu adat pernikahan Pepadun dan Lampung Pesisir atau Saibatin. Kedua adat pernikahan tersebut memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi Lampung.
Adat pernikahan Lampung Saibatin merupakan tradisi pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Lampung yang tinggal di daerah pesisir. Adat ini memiliki ciri khas, salah satunya adalah prosesi Kemilau Pernikahan yang melibatkan pengantin berjalan di malam hari dengan pakaian adat yang berkilauan sambil diiringi oleh musik.
Serunya Jelajah Kota Malaka: Nonton Pertunjukan Encore Malaka hingga Jalan-Jalan di Jonker Street
Sementara masyarakat Pepadun dan Saibatin (Peminggir) memiliki pernak-pernik tradisi dan ritual adat khas berbeda. Konon dalam adat pernikahan mereka terdapat tiga jenis sistem perkawinan, yaitu mesukum (bumbang aji), ngakuk majau (sebumbangan), dan ngibal serbou (mupakat tuha). Mesukum merupakan pernikahan ketika si gadis dibawa ke keluarga pria untuk ditanya kesediaannya menikah. Jika setuju, si gadis diantar kepada keluarganya.
Ngakuk majau adalah pernikahan ketika si gadis dibawa secara diam-diam ke keluarga pria, kemudian keluarga pria mengabarkan maksudnya untuk menikahkan kedua mempelai dengan prosesi berlangsung di tempat keluarga pria. Sementara Ngibal serbou adalah pernikahan ketika kedua pihak keluarga telah saling mengenal dan didahului pertunangan.
Terinspirasi dari adat pernikahan Lampung yang berbeda-beda Gebyar Pernikahan Indonesia kali ini mengangkat keelokan pernikahan adat Lampung dengan tema Kemilau Pernikahan Adat Lampung Pesisir. Tommy Yoewono selaku ketua pameran Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) juga mengatakan selain bertujuan untuk mempermudah para pasangan yang ingin mencari referensi dan inspirasi Pernikahan. Kehadiran GPI di Birawa Assembly Hall Bidakara Hotel Jakarta pada 24-25 Juni 2023 juga membawa semangat melestarikan dan mengenalkan beragam budaya pernikahan Indonesia.
Tak disangka ternyata pernikahan adat masih sangat diminati oleh para pasangan milenial. Lewat GPI para mileniah bisa menemukan beragam inspirasi dan solusi kebutuhan pernikahan, kata Tommy Yoewono, Senin (19/6/2023).
Tak hanya adat pernikahan, hal lain yang menjadi keunikan dari prosesi pernikahan Lampung adalah busananya. Busana pengantin perempuan berupa kain tapis cekil, baju kurung dari bahan brokat putih, selendang jungsarat, selapai, bulu serti, dan selop. Adapun pengantin laki-laki menggunakan celana pantalon, kemeja putih, kain tumpal, kekat akin, kerembung, punduk (keris), dan selop.
Mempelai perempuan menggunakan siger atau mahkota pengantin bercabang lima, dengan setiap cabang memiliki rumbai yang menutupi wajah sang gadis. Sementara, mempelai laki-laki menggunakan kopiah emas sebagai penghormatan. Selain dua aksesoris tersebut, pasangan pengantin biasanya menggunakan kalung buturan, kalung papan jajar, gelang burung dan gelang kano.