Macam-macam Bambu di Situs Balong Sumber, Mulai dari Fungsi hingga Mitosnya!

Macam-macam Bambu di Situs Balong Sumber, Mulai dari Fungsi hingga Mitosnya!

Travel | BuddyKu | Rabu, 17 Mei 2023 - 20:13
share

MASIH seputar Situs Balong Sumber, tahukah kalian, kalau situs satu ini memiliki berbagai keanekaragaman hayati khususnya bambu atau dalam bahasa Cerbonan disebut Pring.

Tidak diketahui secara detail berapa banyak jenis bambu yang hidup dalam kawasan hutan Situs Balong Sumber, yang jelas sebagai Kuncen Nuryaman (43 tahun) menyebitkan terdapat sekitar 4 jenis yang dapat terlihat di dekat bangunan pendopo.

Pertama, kata Nuryaman, terdapat bambu kuning yang menurut Nuryaman kerap dimanfaatkan untuk berbagai macam ritual adat budaya, seperti mendem ari-ari atau menguburkan ari-ari.

Bambu kuning di Situs Balong Sumber
Bambu kuning di Situs Balong Sumber(Sarrah_Dialog Cirebon/)

"Bambu kuning ini buat tanem ari-ari, biasa masyarakat sekitar suka minta buat beberapa kebutuhan lainnya," katanya, Rabu (17/5/2023).

Berbeda dengan bambu lainnya, bambu kuning yang memiliki ciri khusus yakni berwarna kuning, diameter batangnya sekitar 30 cm yang juga ruas-ruasnya menjulang tinggi, bambu yang memiliki nama ilmiah Bambusa Vulgaris ini mudah dibudidaya baik lewat metode stek, cangkok dan kultur jaringan.

"Ini mudah dibudidaya ditanam karena dia ada sambungannya gitu buat keluarnya akar, caranya juga gampang kalau ada batang kecilnya yang patah atau apa tinggal disiram terus atau ditaruu di tempat lembab," jelasnya.

Menanam atau budidaya bambu kuning bagi sebagian masyarakat Jawa sendiri konon memiliki fungsi magis yakni menghalau atau mengusir tak kasat mata, dan lainnya.

Kedua, lanjut Nuryaman, terdapat Bambu Cendani yang memiliki nama ilmiah Bambusa Multiplex menjadi salah satu tanaman yang cukup sedikit keberadaannya di situs Balong Sumber tersebut. Menariknya sebelum fungsi bambu kuning difungsikan sebagai media untuk mendem ari-ari, maka bambu cendani lah yang digunakan masyarakat sekitar.

Detail bambu cendani
Detail bambu cendani(Sarrah_Dialog Cirebon/)

"Pakai bambu ini, biasanya diminta masyarakat buat mendem ari-ari dikasih bambunya dikasih daunnya juga," bebernya.

Namun, lanjutnya, dikarenakan sulitnya membudidaya bambu yang miliki diameter batang paling besar hanya sekitar 7 CM tersebut. Akhirnya fungsi kebutuhan ritual mendem ari-ari tersebut digantikan oleh bambu kuning yang mudah dibudidaya.

"Susah budidayanya ini, makanya diganti pakai bambu kuning buat adat atau mendem ari-ari," jelasnya.

Dikutip Dialog Indonesia dari Antara, Kalimantan.kemenlhk.go.id bambu Cendani merupakan salah satu bahan untuk kebutuhan interior dan seni kriya baik itu pipa rokok, kerajinan tangan, tangkai payung, mebel, rak buku, tempat lampu, dan vas bunga.

Ketiga, Bambu Ampel yang memiliki nama latin Bambusa Vulgaris Schrad berada di bagian dalam hutan Situs Balong Sumber sehingga, cukup sulit dijangkau. Namun, diketahui Nuryaman bahwa bambu ini juga dapat berfungsi sebagai bahan bangunan yang cukup kokoh.

"Ada di dalem, tapi biasanya buat bangunan, biasanya kita kirim ke Keraton Kanoman (setiap maulid nabi atau agenda tertentu yang membutuhkan bambu di Keraton Kanoman) karena ini kan situs kepemilikan Keraton Kanoman," jelasnya.

Dikutip Dialog Indonesia dari salah satu penelitian ilmiah UGM miliki Rizky, Silvi (2014) bambu Ampel memiliki fungsi ekonomi dan ekologi. Ekonomi sebagai pengganti kayu sementara ekologi sebagai media konservasi tanah dan air.

Terakhir, Bambu Petung atau Betung yang memiliki nama ilmiah Dendrocalamus Asper merupakan salah satu penghuni yang cukup banyak tersedia di Situs Balong Sumber.

Memiliki batang yang cukup besar, kulit batang berwarna hijau dilapisi oleh semacam bulu halus berwarna kuning bambu ini khususnya yang berada di Situs Balong Sumber menurut Nuryaman cukup sulit dibudidaya, entah karena tidak bisa di stek.

"Susah, karena kan dari atas sampe bawah ga ada yang bisa di stek tapi nggak tahu yah," ujarnya.

Pasalnya, sambung Nuryama bambu ini di luar Situs Balong Sumber juga banyak tersebar karena memang digunakam untuk bahan bangunan (seperti tiang-tiang untuk saung atau kebutuhan furniture).

Kendatipun demikian, terdapat satu cerita yang secara turun temurun masih dipercaya masyarakat, bahwa bambu petung pada Situs Balong Sumber dahulu kala sempat digunakan masyarakat untuk memasak beras namun, berakhir dengan beras yang masih utuh.

"Dulu konon ada warga yang make bambu petung ini buat masak nasi, bambunya kebakar habis sampe mati tapi berasnya masih belum matang," bebernya.

Terlepas dari semua hal fungsi atau kegunaan masing-masing bambu yang pasti seluruh bambu ini selalu dikirimkan untuk kebutuhan renovasi beberapa bagian bangunan pada Keraton Kanoman, sehingga bambu ini tidak secara eksklusif diperjualbelikan, hanya untuk kebutuhan keraton juga kebutuhan adat budaya warga setempat yang itupun sudah jarang dilakukan.***

Topik Menarik