Mengenal Kebaya Labuh, Pakaian Tradisional Melayu Riau yang Didaftar ke UNESCO
PEMERINTAH Indonesia telah mengusulkan kebaya labuh jadi warisan tak benda ke The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Kebaya labuh merupakan pakaian tradisional perempuan Melayu Lingga yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Lingga-Riau. Pakaian kebaya ini panjangnya sampai ke bawah lutut dan berbelah dihadapan sampai ke bawah.
Mengutip dari laman resmi Dinas Kebudayaan Kepulauan Riau , kebaya labuh mempunyai kekek di bawah ketiak kiri dan kanan juga berpesak di bagian depan. Kebaya labuh menggunakan tiga kancing yang disemat dengan pin atau keronsang.
Baju Kebaya labuh di Lingga pada masa lampau digunakan juga sebagai pakaian harian kaum perempuan Melayu. Baju Kebaya dipakai dengan kain batik yang diikat dengan cara lipatan sebelah kanan menutup sebelah kiri. Untuk mengancing baju kebaya dipakai semat pin, jika untuk menghadiri acara resmi tertentu menggunakan tiga buah keronsang yang indah-indah dan berselendang.
Kebaya labuh juga dijadikan pakaian bersanding pengantin tradisional Melayu Lingga. Pada masa lampau, sebagian kaum perempuan yang ingin menutup aurat secara sempurna menggunakan tudung lingkup yang dipadankan dengan kebaya labuh. Tudung lingkup sehelai kain sarung untuk menutup kepala dan dada.
Pada masa kini baju kebaya labuh dipakai oleh kaum perempuan pada acara tertentu seperti majelis adat istiadat atau pun hari raya. Kebaya labuh juga masih digunakan sebagai pakaian bersanding pengantin perempuan Melayu Lingga.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri mengatakan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah pusat yang mendaftarkan kebaya labuh ke UNESCO, pegawai perempuan di Dispudpar setempai mulai mengenakan kebaya pada setiap hari Jumat.
"Bersamaan kebaya diusulkan ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia, maka pegawai perempuan Disbudpar melakukan aksi dengan memakai baju kebaya labuh," kata Muhammad Nazri di Tanjungpinang seperti dikutip dari ANTARA , Rabu 1/3/2023).
Menurut Nazri, kebaya labuh salah satu pakaian adat Melayu, di samping baju kurung, baju pesak enam, serta belah Bintan.
Tempat Wisata di Leuwiliang, Tensi Darah Langsung Normal Begitu Sampai di Sini, Kadieu Gancang!
Masyarakat Kepri, khususnya kaum perempuan sudah banyak yang memakai kebaya, baik itu ke acara pesta, wisuda, atau acara resmi lainnya.
"Kami juga akan mulai mensosialisasikan penggunaan kebaya labuh di samping baju kurung, kepada seluruh pegawai perempuan Pemkot Tanjungpinang," ujarnya.
Ke depan, kata dia, pemakaian kebaya itu pun akan diusulkan diatur melalui Peraturan Wali Kota (Perwako) Tanjungpinang. Apakah nanti setiap Jumat pegawai mengenakan baju kurung pada minggu pertama dan ketiga, atau kebaya labuh pada pekan kedua dan keempat.
Namun sebelum aturan itu wujud, menurut dia, perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, dimulai dari pegawai disbudpar hingga menyurati semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Tanjungpinang.
"Kemudian, sosialisasi ke sekolah-sekolah agar guru perempuan juga berkebaya labuh ataupun baju kurung secara bergantian setiap bulannya," ujar Nazri.
Saat ini baju kebaya banyak yang sudah dimodifikasi, tapi perlu diketahui bahwa kebaya labuh itu berbeda dengan baju kurung.
Dia memaparkan baju kurung benar-benar mengurung tubuh, sedangkan kebaya labuh turunan dari kebaya pendek, tetapi lebih panjang sampai ke lutut.
Umumnya, baju kebaya labuh tidak memakai pesak yang berdasarkan informasi tentang baju kebaya dari keturunan-keturunan Sultan pada masa lalu di Kabupaten Lingga dan Kabupaten Bintan.
"Kalau memakai pesak itu baju kurung pada umumnya, termasuk baju potong jubah. Jadi, kebaya itu bajunya tidak berpesak untuk Kepri. Di luar Kepri tidak masalah jika memakai pesak, tapi mereka tetap menamainya baju kebaya labuh," paparnya.
Indonesia bersama empat negara Asean lainnya yakni Singapore, Malaysia Brunei Darussalam, dan Thailand, sepakat untuk mengusulkan kebaya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH)-UNESCO.
Kelima negara tersebut, membentuk hubungan budaya bersama atau shared culture, di mana baju kebaya memang sudah menjadi busana tradisional yang sudah dikenakan kaum perempuan di lima negara Asia.