Faktor Maraknya Kasus KDRT di Indonesia, Mulai dari Dominasi hingga Kepercayaan

Faktor Maraknya Kasus KDRT di Indonesia, Mulai dari Dominasi hingga Kepercayaan

Travel | BuddyKu | Rabu, 11 Januari 2023 - 07:42
share

KDRT hingga kini menjadi topik yang terus menarik khususnya di Indonesia, bukan dalam artian KDRT adalah hal yang baik. Sudah jelas kalau praktek kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah hal yang sangat buruk dan negatif, namun menariknya di Indonesia ini praktek tersebut masih kerap terjadi. Tanpa harus melirik jauh ke masalah KDRT di dunia, cukup dalam lingkup Indonesia saja, faktor yang mendorong seseorang melakukan KDRT bisa dikatakan cukup banyak namun mudah ditebak sebenarnya. Perlu diketahui jika KDRT tidak selalu menempatkan perempuan sebagai korban, bisa juga sebaliknya namun kebanyakan kasus KDRT di Indonesia memang memakan korban dari kaum perempuan, mengapa demikian.

Ada banyak faktor yang bisa dibicarakan mengenai penyebab maraknya KDRT di Indonesia, bahayanya mengenai KDRT ini bisa dikatakan cukup fatal karena bisa menyebabkan luka dan trauma yang cukup sulit untuk disembuhkan, apalagi jika bicara soal kondisi psikologis. Meskipun sudah ada payung hukum yang menaungi para korban KDRT, akan tetapi masih saja banyak pelaku yang nekat melakukan KDRT hingga terus menambah catatan hitam kasus KDRT di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa penyebab dari maraknya KDRT di Indonesia yang kerap terjadi belakangan ini.

  1. Dominasi Gender

Miris jika kita harus melihat fakta kalau di Indonesia sendiri hubungan antara suami istri seringkali tak lebih dari hubungan antara atasan dan bawahan, atau yang lebih parah adalah pembantu dengan majikan. Dominasi gender terutama laki-laki di Indonesia juga didukung dengan budaya patriarki yang sangat kuat dan sudah mendarah daging di sebagian besar wilayah Indonesia. Kesetaraan gender yang kerap diserukan oleh para aktivis sebenarnya bisa menekan angka KDRT jika diarahkan dengan baik, namun sayangnya acapkali berimbas sebaliknya dimana para wanita yang merasa terdominasi justru muncul mencoba menjadi seorang yang dominan layaknya laki-laki yang begitu memegang erat budaya patriarki.

  1. Faktor Kebudayaan dan Kepercayaan

Melanjutkan dari faktor yang pertama, praktek dominasi oleh salah satu gender ini sudah jelas disebabkan oleh budaya dan juga kepercayaan yang sudah lama dianut. Misalnya saja banyak kebudayaan yang memandang derajat dari kaum laki-laki jauh di atas para perempuan yang justru menjadi wadah yang memfasilitasi terciptanya situasi laki-laki merasa memiliki hak lebih atas perempuan, dan parahnya pemahaman seperti ini biasanya berujung pada kekerasan fisik.

  1. Masalah Ekonomi

Kasus KDRT di Indonesia paling umum disebabkan karena faktor yang satu ini, masalah ekonomi seringkali menjadi kambing hitam para pelaku KDRT seakan-akan mereka harus melakukan kekerasan untuk menyelesaikan polemik yang ada di kepalanya. Aspek ekonomi sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan dimana keluarga yang kurang sejahtera memang akan sangat rentan terhadap KDRT, dan kesejahteraan yang rendah ini seringkali menjadi topik hangat pertengkaran di dalam rumah tangga.

  1. Poligami dan Perselingkuhan

Indonesia mau diakui atau tidak menjadi salah satu negara yang penduduknya sangat ingin melakukan poligami, terlihat dari banyaknya upaya praktek poligami yang banyak tersebar melalui seminar-seminar. Selain itu perselingkuhan juga menjadi bibit awal dari KDRT yang bisa terjadi dan semakin parah, jika ingin melihat lebih jauh adanya praktek nikah siri yang tidak tercatat oleh negara juga sangat berpotensi menjadi penyebab KDRT.

  1. Konsep Kepemilikan

Beberapa orang di Indonesia masih memiliki konsep bahwa pasangan mereka adalah " milik " mereka, sehingga merasa bebas untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap pasangan jika merasa tidak sesuai dengan keinginan, konsep ini juga membuat banyak membuat orang melihat pasangannya sebagai sebuah benda atau obyek yang sangat jauh dari kata manusia atau humanis.

Topik Menarik