Tokoh Dibalik Kesuksesan Bob Sadino Bermodal 5 Kg Telur Ayam, Mungkin Ini Dia Orangnya

Tokoh Dibalik Kesuksesan Bob Sadino Bermodal 5 Kg Telur Ayam, Mungkin Ini Dia Orangnya

Travel | BuddyKu | Sabtu, 13 Agustus 2022 - 15:54
share

PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Siapa tokoh utama dibalik kesuksesan Bob Sadino?. Bob Sadino semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pengusaha yang nyentrik, dengan gaya dandanan yang rada nyeleneh. Betapa tidak, dihadapan Presiden Soeharto pun, pemilik nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini masih mengenakan celana pendek dan baju pendek khasnya.


Bob Sadino (kiri) saat bertemu dengan Presiden Soharto dan Ibu Tien. (Foto: Tumblr/myblade89)

Bob adalah pemilik Kem Chicks sebuah swalayan di Kemang dan Pacific Place. Dia juga owner kawasan perkebunan bernama Kem Farm dan pabrik pengolahan makanan Kem Food.

Biodata Bob Sadino
Nama Asli : Bambang Mustari Sadino
Nama Panggilan : Bob Sadino
Tempat Tanggal Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1993
Meninggal Dunia : 19 Januari 2015
Pekerjaan : Pengusaha
Istri : Soelami Soejoed (1968-2014)
Anak : Shanti Dwi Ratih, Mira Andiani
Orang Tua : Sadino, Itinah Soeraputra

Kesuksesan Bob Sadino tidak begitu saja diraihnya, bukan seperti durian runtuh, atau bak rejeki nomplok yang jatuh dari langit secara tiba-tiba. Semua itu diraihnya dengan keuletan dan kegigihannya, bahkan Bob sempat jatuh bangkrut, namun kembali bangkit.

Ternyata, di belakang kisah sukses Bob Sadino, ada beberapa tokok utama yang ikut berperan. Penasaran, siapa saja mereka?

Berikut tokoh utama dibalik kesuksesan Bob Sadino:

1. Ayah Sadino

Sang ayah, boleh dibilang orang yang paling berperan bagi Bob Sadino, yang telah membekali Bob dengan segudang ilmu dan mental baja sebagai seorang pengusaha.

Ayah Bob Sadino merupakan seorang guru Holandsch Inlandsche School (HIS) atau sekolah Belanda untuk Bumiputera yang berdiri di Indonesia tahun 1914. Selain HIS, ayahnya juga guru di SMP dan SMA yang ada di Tanjungkarang, Lampung. Dan ayahnya inilah yang mewajibkan Bob Sadino harus lulus SMA.

Meski terkenal sebagai anak yang badung, Bob mampu membuktikan kepada sang ayah bahwa dia bisa menyelesaikan masa studinya hingga tingkat SMA. Sayang, dia enggan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah), justru lebih memilih bekerja di PT Unilever Indonesia.

Di Unilever, Bob hanya bekerja selama satu tahun, lalu mencoba kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Lagi-lagi, Bob ternyata orangnya mudah bosan, dan akhirnya memutuskan berhenti kuliah di kampus ternama di Indonesia itu.

Saat Bob berusia 19 tahun, sang ayah Sadino dan ibunya Itinah Soeraputra meninggal dunia. Bob pun mendapatkan seluruh harta warisan dari kedua orangtuanya. Harta warisan inilah yang kelak mengantarkan Bob berkeliling dunia dan menemukan inspirasi untuk bisnisnya.

2. Istri Soelami Soedjoed

Harta warisan yang didapat Bob usai kedua orangtuanya wafat digunakan untuk jalan-jalan keliling dunia. Dia lama menetap di Negeri Kincir Angin Belanda dan sempat bekerja di sebuah perusahaan pelayaran di Amsterdam dan Hamburg, yakni Djakarta Lloyd.


Bob Sadino dan keluarga. (Foto: Facebook/ance.dewianti)

Perkenalanya dengan Soelami Soedjoed terjadi di Belanda. Soelami sendiri merupakan seorang sekretaris Bank Indonesia di New York. Dari sang istri, Bob banyak belajar tentang membangun relasi bisnis.

Bob dan istri kembali ke Tanah Air pada tahun 1967. Setahun kemudian Bob resign dari Djakarta Lloyd.

Bob yang sudah tidak bekerja lagi di Djakarta Lloyd, memutuskan menjual satu dari dua unit mobil sedan Mercedes yang dibelinya di Eropa. Hasil penjualan mobil dipakai untuk membeli tanah di kawasan Kemang, jakarta Selatan. Sementara satu unit mobil lainnya disewakan oleh Bob.

Sayang, mobil yang disewakan Bob itu terlibat kecelakaan. Pupus sudah harapan Bob kala itu.

Sang istri kemudian memompa kembali semangat Bob, untuk bangkit. Hingga akhirnya Bob memutuskan bekerja sebagai kuli bangunan dengan bayaran Rp100 per hari kala itu.

Dari pernikahan keduanya, mereka dikaruniai 2 anak perempuan, Shanti Dwi Ratih dan Mira Andiani. Kehidupan keluarga Bob-Soelami sangat demokratis, anak-anaknya tidak pernah dikekang akan masa depan mereka sendiri. Buktinya usaha anak pertama Shanti yang berjualan Pecel Lele di Cikini mendapat dukungan penuh Bob. Begitu pula dengan anak bungsunya yang berjualan pernak-pernik di negeri jiran Singapura.

Istri Bob, Soelami meninggal dunia pada Juli 2014. kecintaan Bob kepada sang istri sangat dalam, bahkan dia sampai kehilangan nafsu makan hingga berdampak buruk bagi kesehatannya. 19 Januari 2015, Bob Sadino menyusul kepergian sang istri untuk selamanya, dia didiagnosis menderita infeksi saluran pernafasan kronis.

3. Sri Mulyono Herlambang

Nama Sri Mulyono Herlambang mungkin sangat asing bagi masyarakat Indonesia. Tapi dialah yang pertama kali mengantarkan Bob hingga punya perusahaan berbasis ayam.Sri Mulyono Herlambang termasuk tokoh di belakang layar bagi keberhasilan AURI (TNI AU) dalam upaya memperkuat persenjataannya dan sukses melancarkan Operasi Trikora. Terakhir diamenjabat utusan golongan mewakili KADIN di MPR-RI antara tahun 1988-1993. Sri Mulyono meninggal karena usia tua (76 tahun) pada 21 Mei 2007 di Jakarta.


Sri Mulyono (mengacungkan tangan) saat di Halim PK tahun 1965. (Foto: Istimewa)

Sri Mulyono adalah sahabat karib Bob. Kala itu, Sri melihat Bob sedang kesusahan pasca mobilnya rusak kecelakaan dan akhirnya bekerja kasar sebagai kuli.

Sri menawarkan kepada Bob untuk mengurus 50 ekor ayam negeri miliknya. Bukan Bob Sadino namanya kalau menolak tawaran emas ini. Meski tidak memiliki bekal keilmuan cara mengurus ayam, Bob tidak kehilangan akal. Teman-temannya di Eropa dimintai untuk mengirim majalah seputar cara beternak ayam, dan ini terbukti sukses, Bob banyak belajar dari majalan tersebut.

Bob dan Sri lalu berjualan telur ayam door to door. Modal awal 5 kilogram telur tak laku, tidak ada yang beli, karena orang lebih memilih telur ayam kampung.

Bob putar otak, dia membuat paket telur ayam negeri dengan setangkai bunga Anggrek. Paket ini ditawari ke warga asing yang tinggal di wilayah Kemang. Strategi paket telur dan setangkai anggrek pun berhasil, warga asing itu menjadi pelanggan setia Bob.

Dari sinilah, awal kesuksesan Bob Sadino. Setelah telur anggreknya laris manis, dia lalu mendirikan pasar swalayan di daerah Kemang yang diberi nama Kem Chicks. Disini tak hanya dijual telur, tapi sayur dan buah-buahan.

Lagi-lagi Bob mengeluarkan kecerdasannya, dia membuat perkebunan sayur dan buah bernama Kem Farms, yang hasilnya untuk menyuplai pasar swalayan miliknya.

Suatu hari, permintaan daging sosis di pasar swalayan Kem Chick meningkat drastis. Ini peluang, pikir Bob kala itu yang langsung dieksekusi dengan mendirikan pabrik olahan daging bernama Kem Foods. Tak hanya sosis, Kem Foods memproduksi daging burger dan bakso juga.

Tahun 1985, 40-5- ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran diborong konsumennya.

Itulah tokoh utama dibalik kesuksesan Bob Sadino, dan profil usaha yang digelutinya. Meski Bob Sadino sudah meninggal dunia, cara dia mengelola bisnis, menangkap peluang, dan ketekunannya bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua.