Banjir Ogan Komering Ilir Sumsel, 476 KK Terdampak
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir melanda wilayah Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, sejak akhir Februari hingga awal Maret 2025. Hal ini diakibatkan tingginya intensitas hujan yang terjadi dengan durasi waktu yang cukup lama dan meluapnya Sungai Komering.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan akibat banjir ini menyebabkan air masih merendam 10 desa yang berada di tiga kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Peristiwa ini terjadi di Desa Tebing Suluh, Desa Sumber Makmur, Desa Kepayang dan Desa Mekar Jaya di Kecamatan Lempuing, Desa Rantau Durian, Desa Tanjung Sari 2, Desa Muktisari, Desa Lubuk Makmur dan Desa Sungai di Kecamatan Lempuing Jaya, Desa Muara Burnai 1 di Kecamatan Belida.
“Sebanyak 476 KK terdampak akibat kejadian ini, untuk kerugian materiil tercatat sebanyak 476 rumah dan 443.25 hektar area sawah terdampak,” ungkap Aam sapaan Abdul Muhari dalam keterangannya, Minggu (2/3/2025).
Sementara itu, BPBD kabupaten Ogan Komering Ilir (BPBD OKI) berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, pemerintah kecamatan setempat dan Baznas OKI bahu membahu mendistribusikan bantuan logistik untuk warga terdampak banjir.
Bantuan yang telah didistribusikan meliputi selimut 100 lembar, matras 100 lembar, hygiene kit 100 box, sembako 100 paket dari BPBD OKI.
Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten OKI mendistribusikan tenda gulung 10 paket, kidware 15 paket, makanan siap saji 150 paket, selimut 29 lembar dan family kit 15 paket serta Baznas OKI telah mendistribusikan beras sebanyak 100 kantong.
Kondisi terkini yang dilaporkan oleh BPBD Kabupaten OKI pada tanggal 1 Maret 2025 volume air masih mencapai 100 cm dan BPBD beserta petugas gabungan masih terus bersiaga dan waspada untuk membantu masyarakat terdampak.
BNPB, kata Aam, mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah, mengingat masih dalam musim penghujan agar tetap waspada dan bersiaga.
“Khususnya bagi wilayah yang rawan banjir seperti di sekitar daerah aliran sungai untuk dengan rutin melakukan pembersihan dan pengerukan sungai agar aliran air tidak tersumbat, kemudian rutin memantau tinggi muka air sungai di kala waktu hujan agar bisa melakukan langkah-langkah lebih lanjut jika ada kemungkinan debit air meluap,” imbaunya.