Mengenal Protokol Hannibal: Operasi Rahasia untuk Mencegah Penculikan Tentara Israel

Mengenal Protokol Hannibal: Operasi Rahasia untuk Mencegah Penculikan Tentara Israel

Terkini | okezone | Sabtu, 1 Maret 2025 - 12:02
share

JAKARTA – Protokol Hannibal atau dikenal sebagai Hannibal Directive adalah prosedur militer kontroversial yang digunakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mencegah penculikan tentara oleh musuh. 

Protokol ini menginstruksikan pasukan IDF untuk menggunakan kekuatan maksimal guna mencegah penculikan, bahkan jika hal tersebut berisiko terhadap nyawa tentara yang diculik. Demikian sebagaimana melansir Aljazeera.

Protokol ini pertama kali diperkenalkan pada 1986 setelah insiden penculikan tentara Israel oleh kelompok militan, dengan tujuan menghindari situasi negosiasi atau pertukaran tahanan yang kerap menimbulkan beban politik. 

Namun, prosedur ini menuai kritik karena potensi risikonya yang tinggi terhadap keselamatan tentara dan warga sipil. 

Kontroversi terbesar terjadi selama konflik Gaza 2014. Itu ketika IDF diduga menerapkan Protokol Hannibal dalam upaya penyelamatan setelah seorang tentaranya diculik, yang mengakibatkan serangan udara intensif di sekitar lokasi penculikan.

Hal ini memicu perdebatan global mengenai etika penggunaan kebijakan militer tersebut. 

Meskipun Protokol Hannibal akhirnya dibatalkan pada 2016, perdebatan mengenai efektivitas dan etika strategi ini masih terus berlangsung di kalangan militer dan politik Israel.

1. Asal Usul dan Tujuan Doktrin Hannibal

Doktrin ini diperkenalkan pada akhir 1980-an oleh tiga perwira tinggi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Lebanon. Tujuannya adalah untuk mencegah musuh menggunakan tentara Israel yang ditangkap sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi.

Dengan menerapkan doktrin ini, diharapkan musuh akan kehilangan insentif untuk menculik tentara Israel, karena risiko kematian sandera menjadi tinggi.

 

2. Implementasi dan Kontroversi

Implementasi Doktrin Hannibal telah memicu perdebatan etis dan hukum, terutama karena potensi korban jiwa di pihak sandera. Salah satu insiden yang sering dikaitkan dengan doktrin ini adalah selama perang Gaza pada tahun 2014.

Dalam upaya mencegah penculikan seorang tentara, IDF melancarkan serangan besar-besaran yang mengakibatkan kematian puluhan warga sipil Palestina. Insiden ini menimbulkan kritik internasional dan memicu diskusi tentang moralitas dan legalitas doktrin tersebut.

3. Pandangan Internal dan Eksternal

Di dalam Israel, terdapat perdebatan mengenai efektivitas dan moralitas Doktrin Hannibal. Beberapa mantan perwira IDF mendukung kebijakan ini sebagai langkah pencegahan yang diperlukan, sementara yang lain mengkritiknya karena berpotensi mengorbankan nyawa tentara sendiri. Secara internasional, doktrin ini sering dianggap melanggar hukum humaniter dan hak asasi manusia, karena mengabaikan keselamatan sandera dan warga sipil di sekitarnya.


 

Topik Menarik