Danantara Jadi Akselerator Menuju Indonesia Emas 2045
JAKARTA - Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada hari ini oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat respons positif. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai Danantara bisa menjadi akselerasi transformasi Indonesia, terutama mengarah ke Indonesia Emas 2045.
”Tentu bisa menjadi akselerator (Indonesia Emas). Makanya memang harus segera dimulai,” jelas Tauhid di Jakarta, Senin (24/2/2025).
1. Danantara Kelola Aset BUMN
Melalui konsolidasi BUMN-BUMN seperti Pertamina, PLN, Telkom, MIND.ID, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI, jelasnya, Danantara juga diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan aset negara. Tentu saja, lanjutnya, Danantara harus memilih investasi yang bagus. Bukan investasi yang tidak signifikan.
”Kalau investasinya bagus secara finansial dan ekonomi, tentu akan memberi kontribusi pada pengelolaan aset negara yang cukup besar,” kata dia.
Terpenting, imbuh Tauhid, praktiknya sangat tergantung kepada tingkat good governance –nya.
Menurut Tauhid dengan melibatkan BUMN seperti Pertamina dan sejumlah bank di dalamnya, kekuatan Danantara bisa menghasilkan dorongan ekonomi. Pertamina sendiri, kata dia, memang memiliki peran besar dalam Danantara. Melalui Pertamina, peningkatan target produksi minyak dan gas diharapkan bisa dilakukan. ”Terlebih, Pertamina nanti arah investasinya pada eksplorasi minyak dan gas. Itu jelas hasilnya,” kata Tauhid.
2. Katalisator Indonesia Emas 2045
Terpisah, peneliti ekonomi dan bisnis Universitas Pasundan Bandung Acuviarta Kartabi juga optimistis, Danantara akan berperan besar sebagai katalisator dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Melalui konsolidasi seluruh kekuatan ekonomi yang dimiliki BUMN, Acuviarta sangat yakin bahwa Danantara bisa mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
”Tentu bisa menjadi katalisator. Ini adalah bentuk konkret untuk mengoptimalkan peran BUMN dan juga potensi investasi ke dalam proses bisnis yang lebih transparan dan profesional,” kata Acuviarta.
Acuviarta berharap, Danantara bukan sekadar menjadi entitas bisnis. Lebih dari itu, juga pilar utama dalam membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Danantara, imbuhnya, juga diharapkan mampu mengoptimalkan nilai tambah dan mengefektifkan hilirisasi.
“Kalau dikelola melalui pendekatan bisnis yang profesional dan tata kelola yang baik, saya yakin Danantara akan luar biasa. Dia nanti akan bermetamorfosis. Bukan tidak mungkin, akan seperti Temasek atau Khazanah yang saat ini menjadi benchmark ,” kata Acuviarta.
Menurut Acuviarta, Danantara tidak lepas dari peran BUMN-BUMN pendukungnya. Apalagi selama ini, BUMN tersebut dinilai memiliki kinerja membanggakan.
Pertamina misalnya, merupakan BUMN terbesar di Tanah Air. Bahkan menurut TIME, BUMN energi tersebut dinobatkan sebagai perusahaan terbaik di Indonesia dan peringkat ke-32 di Asia Pasifik. ”Sangat besar peran Pertamina. Kalau kita lihat pengelolaan aset Danantara, sebagian besar juga dari Pertamina,” jelasnya.
Berbagai lini bisnis Pertamina, dari hulu ke hilir, juga mendukung peran Danantara dalam membangun ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Misal saja, bahwa Pertamina memiliki kontribusi besar dalam transisi energi dalam mewujudkan swasembada energi.
”Apalagi Pertamina juga memungkinkan untuk sinergi dengan sektor lain, seperti pertanian dan perkebunan pada program Biodiesel dan Bioetanol. Dan itu akan efisien, karena hulu sampai hilir, mereka punya,” katanya.