Ratusan Kades Kabupaten Bogor Touring Pakai Motor Dinas ke Baduy, MPB: Tak Empati Lukai Hati Rakyat
BOGOR, iNewsBogor.id - Ratusan Kepala Desa se-Kabupaten Bogor yang menamakan dirinya Komunitas Kades Gaul (KOKAGA) menggelar touring atau jalan jalan ke Baduy, Provinsi Banten, Sabtu (22/2/2025). Ironisnya, para Kepala Desa ini berangkat menggunakan sepeda motor baru mereka terima yang seharusnya diperuntukkan bagi kepentingan operasional desa.
Dalam foto dan video yang beredar, tampak para Kepala Desa yang ikut touring tersebut mengenakan jaket berwarna putih biru. Mereka mengunakan motor pelat merah bertransmisi matic keluaran Yamaha. Touring mengunakan motor operasional desa ini dipimpin oleh Kepala Desa Petir, Kecamatan Dramaga. Touring kali ini para kades memilih ke Kampung Adat Baduy, Provinsi Banten.
Kepada awak media, salah seorang peserta touring yang juga Kepala Desa Kalong Liud, Jani Nurjaman menyebut selain dirinya ikut serta dalam touring sebanyak 150 orang Kepala Desa se-Kabupaten Bogor.
"Kurang lebih, da 150 kepala desa yang ikut," katanya. Minggu (23/02/2025).
Tampak iring iringan para Kades se-Kabupaten Bogor saat toring tujuan Baduy menggunakan sepeda motor plat merah kendaraan operasional desa. (Foto : Istimewa/iNewsBogor.id)
Jani menuturkan bahwa touring kali ini diinisiasi oleh Ketua DPC APDESI Kabupaten Bogor, Abdul Azis Anwar, diikuti oleh seluruh jajaran DPK APDESI dan jajaran Kepala Desa berasal dari 39 kecamatan di Kabupaten Bogor.
"Ini rangkaian kegiatan rutin yang diinisiasi KOKAGA. Touring hari ini dipimpin oleh Kepala Desa Petir, Kecamatan Dramaga. Ini merupakan silaturahmi antar Kepala Desa," paparnya.
Alasan Baduy dipilih, para Kepala Desa yang turut dalam touring dengan mengatakan agar bisa belajar dan meniru ketahan pangan di sana. "Ini juga menjadi wahana edukasi, ini bagian dari pada study tiru mekanisme ketahanan pangan dan berkebun yang dilaksanakan dikawasan Baduy ini," tukasnya.
Menyikapi hal (touring – red) ini, LPM Masyarakat Pejuang Bogor ( MPB ) Atiek Yulistio mengatakan, apa yang dilakukan para kades tersebut mencerminkan ketidakpedulian pada kondisi riil yang tengah dihadapi masyarkat.
“Lagi-lagi para Kades di Kabupaten Bogor bikin cerita kurang enak dilihatnya, melukai hati rakyat. Setelah Bintek di Bali lanjut berita pemberian motor, lanjut lagi minta mobil Avanza,” tegas Atiek pada awak media, Minggu (23/2/2025).
Perwakilan Kades Kabupaten Bogor saat mengabadikan momen bertemu Tetua Adat Baduy. (Foto : Istimewa/iNewsBogor.id)
Padahal, lanjut Atiek, Presiden sudah meminta semua aparatur pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah agar melakukan efisiensi dalam banyak hal, dengan menyebut diantaranya "jalan-jalan", seminar, study banding, dan lain lain.
“Ternyata himbauan itu tidak dihiraukan oleh para kades di Kabupaten Bogor yang baru saja menamakan study tiru ke Baduy terlihat di photo beredar mereka ramai-ramai konvoi naik motor dengan plat merah yang baru diberikan oleh Pemda melalui DPMD,” tambahnya.
Menurut Atiek, sepeda mnotor yang mereka gunakan touring, layaknya digunakan untuk operasional desa, antara lain melayani warga, memonitor kegiatan pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok desa, memastikan PJU tidak ada kendala teknis atau hal lain yang jauh lebih penting.dan prioritas.
Apakah Manasik Haji Itu Wajib?
“Motor itu diberikan harusnya buat operasional blusukan ke kampung - kampung mengecek warganya, kegiatan-kegiatan pembangunan jalan atau keliling mengecek lampu PJU atau yang lainnya biar tidak mager alias malas bergerak,” tukasnya.
Oleh karena itu, Atiek menegaskan, kegiatan touring ke Baduy apapun alasannya, harus mendapat teguran keras dari Bupati Bogor. Para Kepala Desa kedepan harus memiliki empati faham skala prioritas, disaat banyak masyarakat tengah mengalami kesulitan hidup dan membutuhkan bantuan anggaran.
“Surat edaran harus segera dikeluarkan oleh Bupati agar semua kades tidak lagi menciptakan kegiatan yang sifatnya menghamburkan uang rakyat denga kemasan tidak penting. Para kades sudah saatnya membuat cerita karier, sukses warganya tidak ada yang miskin, kekurangan makan, zero stunting dan pendidikan yang lebih baik,” pungkas Atiek.