Dukung Ketahanan Pangan Indonesia, IsDB dan IFAD Lirik Pertanian Bawang Merah di Dataran Tinggi

Dukung Ketahanan Pangan Indonesia, IsDB dan IFAD Lirik Pertanian Bawang Merah di Dataran Tinggi

Terkini | depok.inews.id | Senin, 25 November 2024 - 02:30
share

MALANG, iNews Depok.id Dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan petani, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan Program UPLAND, yang difokuskan pada pengembangan pertanian di dataran tinggi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, kapasitas dan pendapatan petani dengan melibatkan petani di 13 kabupaten di seluruh Indonesia.

Koordinator Tim Pemantau dan Pengendali Program UPLAND, Rahmanto menjelaskan bahwa UPLAND sudah hadir di berbagai daerah dengan fokus pada produk pertanian unggulan. Salah satu produk yang menjadi unggulan ialah bawang merah di Malang, Jawa Timur.

"UPLAND hadir untuk meningkatkan produksi, menjaga ketahanan pangan, dan memastikan komoditas utama, seperti bawang merah, tetap stabil meskipun menghadapi tekanan inflasi," ujar Rahmanto seperti dikutip, Minggu (24/11/2024).

Malang menjadi salah satu contoh sukses pengembangan bawang merah, yang memiliki hubungan langsung dengan fluktuasi harga akibat inflasi. Rahmanto menekankan bahwa program UPLAND bertujuan untuk memastikan kestabilan produksi bawang merah guna menjaga daya beli petani dan pasokan pasar.

"Jika produksi bawang merah meningkat, petani akan lebih sejahtera, dan inflasi bisa lebih terkendali," tambahnya.

Selain bawang merah, di beberapa daerah lain UPLAND juga mengembangkan berbagai komoditas lain seperti manggis, kopi, dan beras organik, bawang putih serta komoditas lain. Semua kualitas produk terus dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia baik di pasar domestik maupun internasional.

Rahmanto mengungkapkan, selain peningkatan produksi, program UPLAND juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan.

"Kami harus memastikan agar petani mendapatkan pendapatan yang baik agar mereka tidak beralih ke komoditas lain. Salah satunya adalah dengan mengurangi biaya produksi melalui penyediaan mesin, pembangunan infrastruktur, serta dukungan untuk irigasi dan pemasaran," ujarnya.

Program pemasaran juga menjadi fokus utama, di mana petani diberikan pelatihan untuk menjual hasil pertanian mereka dengan harga yang lebih baik.

"Produk yang meningkat harus dapat terjual dengan baik, sehingga kami melibatkan petani dalam menemukan pembeli yang tepat," katanya.

Menurut Rahmanto, keberhasilan program UPLAND dapat diukur melalui kualitas produk yang dihasilkan. Jika produk unggulan memiliki kualitas yang baik, maka akan lebih mudah untuk bersaing di pasar.

"Dengan kualitas yang terjaga, produk kami bisa diterima dengan baik, baik di pasar nasional maupun internasional," ujar Rahmanto.

Malang menjadi salah satu daerah percontohan sukses program UPLAND, dengan bawang merah sebagai komoditas unggulannya. Namun, setiap daerah akan mendapatkan pendekatan yang berbeda sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal.

"Misalnya, di Tasikmalaya dan Magelang, kami fokus pada padi organik," kata Rahmanto.

Country Director South East Asia and The Pacific, Sub Regional Office International Fund and Agricultural Development (IFAD), Hani A Elsadani Salem menjelaskan, bahwa kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan.

Selain itu, IFAD berkomitmen untuk mendukung petani miskin di Indonesia. Elsadani Salem menilai bahwa bantuan yang diberikan langsung kepada petani dalam berbagai aspek akan meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan.

"Program ini memiliki dua tujuan utama pertama, meningkatkan ketahanan pangan, dan kedua, meningkatkan penghidupan para petani dan pelaku pertanian lainnya," kata Elsadani.

Pada kesempatan yang sama, Resident Representative and Director Islamic Development Bank (IsDB), Amer Bukvic menekankan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan sumber daya alam yang kaya.

Amer juga menegaskan bahwa tujuan utama dari UPLAND Project adalah untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Program ini juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pemasaran produk pertanian, baik di tingkat lokal maupun internasional.

"Kami ingin mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045," kata Amer.

Topik Menarik