Miris! Lansia di Pandeglang Bertahan Hidup di Gubug Reot Beratapkan Terpal, Harapkan Bantuan
PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Di tengah kehidupan yang serba maju, masih ada kisah memilukan tentang sepasang lansia di Kampung Kadu Kored, Desa Karyawangi, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Aminah (70) dan suaminya Sartaja (75) harus bertahan hidup di gubug reot berukuran 3x4 meter dengan atap terpal plastik sebagai penahan hujan.
Kondisi tempat tinggal pasangan ini sungguh memprihatinkan. Dinding gubug mereka hanya terbuat dari bilik bambu yang sudah banyak berlubang, dan lantainya masih berupa tanah. “Sudah tiga tahun kami tinggal di sini, bukan karena tidak ingin punya rumah yang layak, tapi penghasilan kami sebagai buruh tani dan pembuat emping sangat pas-pasan,” ujar Aminah saat ditemui pada Senin (4/11/2024).
Aminah dan Sartaja, lansia di Pandeglang, bertahan hidup di gubug reyot berterpal plastik. Foto Rudi Cobra
Seleksi Petugas Haji 2025 Tingkat Daerah Dibuka, Berikut Persyaratan dan Jadwal Tahapannya
Setiap hari, Aminah dan Sartaja bekerja keras. Sebagai buruh tani dan buruh emping, penghasilan mereka hanya Rp40 ribu per hari. Aminah bercerita, “Kalau sedang ada yang menyuruh buat emping, alhamdulillah bisa dapat Rp4.000 hingga Rp5.000 per liter, tapi itu juga tergantung musim.”
Meski dalam keterbatasan, pasangan lansia ini bersyukur karena kadang mendapat bantuan dari pemerintah desa berupa beras dan bantuan uang tunai Rp600 ribu. Namun, kebutuhan mereka untuk mendapatkan hunian layak masih belum terpenuhi.
Aminah juga menuturkan bahwa Kepala Dinas Sosial Pandeglang pernah mengunjungi rumahnya bersama Pak Camat dan berjanji akan membantu merenovasi rumah mereka. Namun hingga saat ini, janji tersebut belum terealisasi. “Katanya waktu itu mau dibangun, tapi belum ada tanda-tanda sampai sekarang,” ungkap Aminah dengan nada lirih.
Di sisi lain, Kepala Desa Karyawangi, Ade Jumaedi, menjelaskan bahwa pihak desa telah mengajukan bantuan bedah rumah untuk pasangan ini lebih dari 20 kali. “Kami sudah ajukan berkali-kali, tapi masalahnya ada di kepemilikan tanah. Bantuan pemerintah sudah ada, tapi untuk perbaikan rumah belum terealisasi,” ujarnya.
Kisah Aminah dan Sartaja menjadi potret nyata kesenjangan sosial yang masih terjadi. Mereka hanya bisa berharap ada dermawan yang tergerak hatinya untuk membantu mewujudkan impian mereka memiliki rumah layak huni di masa tua.