Safari Politik Humanis AFU di Kabupaten Sorong : Antara Keakraban, Kebersamaan,dan Janji Pembangunan
SORONG, NewsPapuaBarat.id – Dalam rangkaian kampanye politiknya yang sarat dengan pendekatan humanis dan sentuhan humor, calon Gubernur Papua Barat Daya nomor urut 1, Abdul Faris Umlati (AFU), bersama tim pemenangannya kembali menyapa masyarakat. Pada Kamis (10/10/24), AFU menggelar safari politik di Sekretariat Tim Relawan Sehati ARUS yang terletak di Kelurahan Klamesen, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong.
Didampingi istri tercintanya, Helga Faujia Tampubolon, yang juga anggota DPR RI, serta para tokoh penting seperti Ketua Partai Ummat Onesimus Isir dan sejumlah anggota DPR Provinsi Papua Barat Daya terpilih, AFU menyampaikan pidatonya dengan gaya santai namun penuh makna, di hadapan ratusan pendukung yang hadir.
Pertemuan ini dibuka dengan sambutan dari Kepala Suku Besar Malamoi, Yeremias Suu, yang dengan tegas membantah keraguan terhadap keaslian AFU sebagai putra daerah.
"Kalau ada yang masih ragu, nanti tanya sama saya. AFU ini anak asli Moi Maya dari Raja Ampat," ujar Yeremias dengan nada penuh keyakinan. Pernyataan ini langsung disambut sorak-sorai pendukung yang hadir.
Selama orasinya, AFU dengan gaya penuh candaan dan keakraban, menyinggung perjalanan panjangnya dalam dunia politik yang tidak pernah lepas dari kehendak Tuhan. "Ini semua rencana Tuhan. Kami hanya bisa berusaha. Tidak ada yang kebetulan. Yang penting, jangan takut, takut hanya kepada Tuhan," ungkap AFU, sembari sesekali melontarkan humor yang mengundang gelak tawa dari para hadirin.
Tak ketinggalan, Ketua Tim Pemenangan ARUS, Zeth Kadakolo, menggambarkan kekuatan pasangan AFU dan Petrus Kasihiw dengan cara yang unik. "Ibarat mesin, dua (AFU dan Petrus) ini masing-masing 200 PK, jadi kalau gas keduanya 400 PK. Siapa yang mau lawan? Pilih yang sudah pasti menang!" serunya, membuat suasana semakin riuh oleh tepuk tangan dan teriakan dukungan.
Di sela-sela pidatonya, AFU juga membahas isu-isu sensitif mengenai statusnya sebagai orang asli Papua yang sempat diperdebatkan dan menjadi polemik di provinsi termuda di Indonesia itu.
“Saya ini anak Moi Maya, asli Papua. Tadi Kepala Suku sudah bilang, jadi tidak usah bingung lagi. Sepanjang darah Papua ada dalam tubuh saya, saya berhak untuk maju,” jelasnya dengan nada tegas namun tetap diiringi senyum.
Program-program unggulan yang dibawa oleh pasangan AFU dan Petrus Kasihiw juga menjadi sorotan. AFU memaparkan rencana pembangunan yang berbasis pada kesejahteraan masyarakat, dimulai dari perbaikan layanan publik, kesehatan, hingga kesejahteraan sosial. “Mulai dari lahir sampai orang mati, pemerintah urus,” katanya, menegaskan komitmennya untuk melayani seluruh masyarakat tanpa pandang bulu.
Di tengah suasana serius, AFU tak henti-hentinya menyelipkan humor, membuat suasana kampanye semakin hangat. "Jangan lawan ARUS sudah, nanti tenggelam," ujarnya sambil tertawa, yang langsung disambut tawa lepas para pendukungnya.
Usai menggelar kampanye di Sekretariat Relawan Sehati ARUS, AFU dan tim pemenangannya melanjutkan safari politik dengan menemui warga di Kompleks Aspen dan KPR Pepabri. Dalam setiap pertemuan, AFU tak hanya menyampaikan visi dan misinya sebagai calon gubernur, tetapi juga merajut keakraban dengan masyarakat, menjadikan kampanye ini lebih dari sekadar pertemuan politik, melainkan sebuah ajang untuk saling mendukung dan membangun kepercayaan bersama.
Dengan gaya kampanye yang humanis, AFU sukses merebut hati para pendukungnya. Dukungan yang kian hari semakin menguat, membuat slogan “ARUS Satu Putaran” semakin nyaring diteriakkan oleh para simpatisan. Kini, tinggal waktu yang akan membuktikan, apakah safari politik yang mengedepankan kebersamaan ini mampu membawa AFU dan Petrus Kasihiw menuju kursi kepemimpinan Papua Barat Daya.