PBNU: Kepengurusan Jatman Pimpinan Habib Luthfi Kedaluwarsa
JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memastikan kepengurusan Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al- Mu'tabaroh An-Nahdliyah (Jatman) pimpinan Habib Luthfi sudah berakhir sejak September 2023. Sejumlah mursyid senior pun menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melaporkan kondisi terkini Jatman.
Wakil Ketua Umum PBNU bidang Keagamaan dan Hubungan Antarlembaga, KH Zulfa Mustofa telah merilis sejumlah temuan notulen dan hasil pengumpulan keterangan dan bukti-bukti keorganisasian pada hari ini Sabtu (14/9). Antara lain, soal telah berakhirnya kepengurusan Jatman 2018-2023.
"Statusnya kedaluwarsa sehingga perlu diambil langkah organisasi untuk kelanjutkan kepengurusan Jatman," kata Kiai Zulfa Mustofa dalam keterangannya.
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh terkait kepengurusan Jatman masa khidmah 2018-2023 ini, KH Yahya Cholil Staquf telah menugaskan Kiai Zulfa Mustofa. Meski bertugas memfasilitasi pertemuan dan mendengarkan masukan, tapi tidak untuk mengambil keputusan apa pun dengan para pengurus Idaroh Wustho dimaksud.
Selanjutnya, Kiai Zulfa bertugas menyampaikan informasi dan masukan dari pertemuan itu kepada peserta Rapat Pleno PBNU atau Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah.
"Ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran informasi terkait kepengurusan Jatman," ujar Kiai Zulfa.
Jatman adalah badan otonom (banom) Nahdlatul Ulama sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga NU (ART NU) Pasal 18 ayat (7) huruf a, dan ditegaskan juga dalam Peraturan Dasar (PD) Jatman Pasal 2. Kepengurusan Jatman tingkat pusat disebut Idaroh Aliyyah dipilih dan diangkat lewat Muktamar Jatman yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali (Pasal 24 dan Pasal 30 PD Jatman).
Pengurus Harian Jatman Tingkat Pusat, yaitu Idaroh Aliyyah, harus mendapatkan pengesahan dari PBNU, sebagaimana diatur Pasal 54 ayat (1) ART NU. Muktamar XII Jatman di Pekalongan Jawa Tengah, 14-18 Januari 2018, memilih/menetapkan Habib Luthfi Ali Bin Yahya sebagai Rais Am dan KH Wahfiyuddin Sakam sebagai Mudir Am. Mereka memimpin Idaroh Aliyyah Jatman 2018-2023.
Pada 28 Juli 2024, di sela-sela Rapat Pleno, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menerima surat dari Rais Am Jatman, Habib Luthfi. Isinya mohon PBNU memperpanjang Masa Khidmah Jatman yang berakhir 28 September 2023.
PBNU menegaskan bahwa Rais Aam PBNU menerima surat itu dari seorang yang menyebut diri pengurus Jatman, tanggal 28 Juli 2024 atau 11 (sebelas) bulan usai berakhirnya masa khidmah kepengurusan Idaroh Aliyyah Jatman.
Meski surat itu berkop Jatman, ada nomor surat dan distempel, tapi karena hanya ditandatangani oleh Habib Luthfi seorang diri, maka PBNU menganggap itu "surat pribadi" Habib Luthfi kepada Kiai Miftah.
"Walau surat itu bertanggal 16 Agustus 2023, tapi karena baru disampaikan kepada Rais Aam PBNU pada tanggal 28 Juli 2024, maka PBNU menganggap surat tersebut "wujuuduhu ka'adamihi--adanya seperti tidak adanya," katanya.
Selain itu, PBNU juga tidak membenarkan informasi mengenai telah terjadinya komunikasi antara pihak Jatman dengan Syuriyah PBNU.
"Tidak benar. Apalagi soal kabar yang menyebut bahwa Syuriyah PBNU tidak menyetujui arahan ketua umum PBNU kepada wakil ketua umum untuk memfasilitasi pertemuan dengan para pimpinan Idaroh Wustho Jatman," kata kerabat dekat Wapres RI, KH Ma'tuf Amin itu.