Bye Batu Bara, PLTU Pakai Serbuk Kayu sebagai Bahan Bakar
JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang kini menggunakan biomassa berbahan baku sawdust alias serbuk kayu sebagai campuran sumber energi pembangkit. Hal ini juga untuk mendukung target Net Zero Emission 2050 di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB Sahdan menyebutkan, selain menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan sosial, penerapan program cofiring yang dilakukan PLN Indonesia Power UBP Jeranjang yang menggunakan biomassa berbahan baku sawdust.
"Program cofiring ini ada kaitan dengan pengembangan EBT, green energi betul-betul kita perjuangkan agar apa yang menjadi cikal bakal masyarakat ini musti kita capai di tahun 2050 untuk NTB," tutur Sahdan, Minggu (8/9/2024).
Pihaknya menyebutkan bahwa pemanfaatan biomassa pada PLTU Jeranjang juga dapat mendukung sektor pariwisata, dengan menghadirkan green energy yang minim emisi. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata NTB, khususnya Lombok.
"Kita ketahui cofiring banyak manfaatnya. Selain sebagai green energy untuk mendukung transisi energi, program itu membawa manfaat bagi masyarakat," tutup Sahdan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer untuk menggantikan peran batubara, aksi ini merupakan bentuk komitmen PLN grup dalam upaya transisi energi di Tanah Air serta mendukung percepatan menuju Net Zero Emision tahun 2060. Cofiring Biomass ini juga merupakan salah satu green booster dalam program akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan Tanah Air.
"Penggunaan biomassa pada unit bisnis pembangkitan khususnya PLTU ini berdampak pada penurunan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," kata Edwin.