Kisah Don Juan Malang Penakluk Janda Muda, Ajak Makan Lalu Bawa Kabur Motor Korbannya
MALANG - Motif ekonomi menjadi penyebab don juan asal Malang nekat membujuk sejumlah janda . Janda-janda itu lantas dibujukrayu diajak jalan-jalan dan makan, lalu mengambil sepeda motornya.
Kapolsek Lowokwaru Kompol Anton Widodo mengatakan, pihaknya menerima laporan lima orang yang mayoritas merupakan janda muda. Pelaku ternyata merupakan orang yang sama berinisial PH (37) alias Hendra, warga Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, yang tinggal di Randupitu, Kecamatan Gempol, Pasuruan.
"Ada lima korban dengan modus sama mulai Juli Agustus. Motornya yang ketemu baru yang terakhir, dari lima korban itu, kita akan dalami lagi," ucap Anton Widodo, saat rilis di Mapolsek Lowokwaru, Kota Malang, Rabu (4/9/2024).
Para janda itu kehilangan sepeda motor yang sempat dipinjam oleh PH alias Hendra, ketika diajak jalan-jalan dan makan bersamanya. Mereka berkenalan dengan pelaku dari aplikasi pencarian jodoh, hingga bertemu.
Motor korban mayoritas dipinjam pelaku dengan alasan digunakan ke rumah saudaranya. Tapi ketika motor itu sudah dibawa oleh pelaku ternyata dibawa kabur dan tidak bisa dihubungi lagi. Motor itu lantas dijual ke daerah Pacitan dan Ponorogo, yang merupakan daerah asal istri PH.
"Kendaraannya diambil dan dijual ke daerah Pacitan dan Ponorogo. Kita hunting ke Pacitan Ponorogo, sejauh ini baru satu yang bisa kita amankan. Dia menjual melalui online COD (Cash On Delivery / tatap muka) dari Facebook di daerah Pacitan Ponorogo," jelasnya.
Terakhir kali satu korannya berinisial NK (36) janda muda asal Mojokerto juga menjadi korbannya pada 19 Agustus 2024 lalu. Motor NK lantas diambil dan dijual ke daerah Ponorogo, tapi hingga kini belum ditemukan.
"Melihat modusnya kemungkinan korban bukan hanya yang melapor ke Polsek saja, karena ada di tempat lain, atau di Polres lainnya, juga menjadi korban tersangka," tuturnya.
Di sisi lain, PH mengaku hanya merayu para perempuan, khususnya janda muda itu bertemu usai berkenalan di aplikasi pencarian jodoh Thinder. Mereka para korban diajak bertemu usai berkomunikasi dengan intensif, hingga lantas diajak makan dan jalan-jalan.
"Saya ajak makan dulu sebelum saya pinjam, dengan kata-kata, diajak jalan-jalan (korban terakhir dari Mojokerto) saya ajak ke Malang, korbannya semua rata-rata janda, memang kenalnya di Thinder, yang (terakhir dari) Mojokerto juga janda," ucap PH.
Hasil motor para janda yang dibawa kabur dan dijual secara bodong tanpa administrasi kendaraan baik STNK dan BPKB itu lantas digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Ia menjual satu unit sepeda motor di harga Rp 2 - 2,5 juta di Ponorogo dan Pacitan.
"Dijual 2 - 2,5 juta, sasarannya motor semua. Hasilnya untuk kembali lagi ke sini (ke Malang dan Pasuruan), dan kebutuhan sehari-hari," tandasnya.