Binaragawan Muda Brasil Mantan Obesitas Meninggal Dunia di Usia 19 Tahun
BRASILIA, iNews.id - Seorang binaragawan berusia 19 tahun asal Brasil, Matheus Pavlak, ditemukan tewas di rumahnya, akhir pekan lalu. Dia diduga meninggal karena serangan jantung.
Sebelum menjadi binaragawan, Pavlak pernah mengidap obesitas. Namun, dia berhasil mengubah tubuhnya hanya dalam waktu lima tahun setelah menekuni olahraga binaraga untuk mengatasi obesitas. Sejak programnya berjalan sukses, dia menjadi atlet reguler dan bintang yang sedang naik daun di komunitas binaraga, khususnya di Negara Bagian Santa Catarina, Brasil bagian selatan, kampung halamannya.
TMZ melansir, dia baru-baru ini menempati peringkat keempat dan keenam dalam kompetisi binaraga regional dan memenangkan kontes U23 (kategori atlet berusia di bawah 23 tahun) pada 2023. Dia pun dijuluki "Tuan Blumenau" di kota kelahirannya. Namun, dia menemui ajalnya pada Minggu (1/9/2024) sore waktu setempat.
Kematian Pavlak yang terlalu dini memicu spekulasi tentang penggunaan steroid anabolik yang memicu masalah kesehatannya. Kritikus di media sosial telah menyoroti bentuk tubuhnya yang mengesankan di usia yang begitu muda, yang menunjukkan bahwa penggunaan obat peningkat performa itu mungkin telah menyebabkan serangan jantungnya.
Akan tetapi, seorang kenalan Pavlak menanggapi tuduhan tersebut dengan nada geram di media sosial. "Bagaimana mungkin ada manusia yang tega menyinggung kenangan akan seorang anak laki-laki yang tidak lagi ada di sini untuk membela dirinya!!" tulisnya.
Pavlak pernah mengunggah foto perubahan bentuk tubuhnya yang luar biasa, disertai dengan keterangan yang memotivasi. "Betapa pun sulit atau mustahilnya impianmu, jika kamu sungguh-sungguh menginginkannya, kamu akan mencapainya. SAYA BERHASIL," tulisnya.
Mantan pelatih Pavlak, Lucas Chegatti, mengungkapkan kesedihannya atas kehilangan anak didiknya itu. Di Instagram, Chegatti menuliskan betapa dia mengimpikan pemuda itu menjadi bintang masa depan di dunia binaraga.
"Hari ini berakhir dengan hari yang menyedihkan dengan kehilangan seorang sahabat karib, seorang pemuda hebat yang meninggalkan kita terlalu cepat, sebuah tragedi yang mengejutkan kita," tulis Chegatti.
Tingkatkan Partisipasi Pilkada Serentak 2024, KPU Jatim Gandeng FJPI Sosialisasi Pemilih Perempuan
"Dia memiliki masa depan yang cemerlang di depannya sebagai atlet yang disegani. Tuhan punya rencana, tetapi sulit untuk dipahami; saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan beban yang saya rasakan di hati saya," katanya.
Kematian Pavlak terjadi di tengah serangkaian tragedi besar yang melibatkan binaragawan, yang menimbulkan kekhawatiran tentang implikasi kesehatan jangka panjang dari olahraga tersebut. Pada April lalu, binaragawan dan instruktur kebugaran asal Brasil Jonas Filho meninggal pada usia 29 tahun setelah kalah dalam perang melawan Covid-19. Pada Mei, seorang binaragawan lainnya asal Mallorca, Spanyol, yang juga seorang penyintas kanker, meninggal pada usia 50 tahun.