6 Keutamaan Adzan sebagai Panggilan Sholat Umat Islam, Salah Satunya Jadi Penolong di Akhirat
KEUTAMAAN adzan sebagai panggilan sholat fardhu lima waktu bagi umat Islam sangat penting diketahui. Adzan secara bahasa berarti pengumuman. Secara istilah syari, adzan merupakan pengumuman masuknya waktu sholat dengan ucapan (zikir) tertentu.
Adapun keutamaan adzan sangatlah luar biasa besar. Berikut ini penjelasan lengkapnya berdasarkan dalil-dalil shahih, sebagaimana telah Okezone himpun:
1. Jadi saksi di akhirat
Orang yang mendengar adzan akan menjadi saksi bagi muazin pada hari kiamat kelak. Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda:
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah suara adzan yang keras dari yang mengumandangkan adzan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat." (HR Bukhari nomor 609)
Termasuk juga di sini jika yang mendengar adalah hewan dan benda mati sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah. Dalam riwayat lain disebutkan:
الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ
"Muazin diberi ampunan dari suara kerasnya saat adzan serta segala yang basah maupun yang kering akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat." (HR Abu Dawud nomor 515; Ibnu Majah 724; dan An-Nasai 646. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dinilai oleh Al-Hafizh Abu Thahir)
Termasuk juga yang mendengarnya adalah malaikat karena sama-sama tidak terlihat seperti jin. (Lihat Fath Al-Bari, 2:88-89)
2. Mengusir setan
Lantunan adzan dapat mengusir setan. Setan bahkan lari ketakutan hingga terkentut-kentut ketika mendengar adzan.
Hal itu sebagaimana dijelaskan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda:
Pasangan BERDAYA Unggul di Pilkada Gubernur Bangka Belitung, BMK 57 Babel Siap Kawal Suara
إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِىَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ يَخْطُرُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ إِنْ يَدْرِى كَمْ صَلَّى فَإِذَا لَمْ يَدْرِ أَحَدُكُمْ كَمْ صَلَّى فَلْيَسْجُدْ سَجْدَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ
"Apabila adzan dikumandangkan, maka setan berpaling sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun berpaling lagi. Apabila iqamah selesai dikumandangkan, setan pun kembali, ia akan melintas di antara seseorang dan nafsunya. Dia berkata, 'Ingatlah demikian, ingatlah demikian untuk sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, hingga laki-laki tersebut senantiasa tidak mengetahui berapa rakaat dia sholat. Apabila salah seorang dari kalian tidak mengetahui berapa rakaat dia sholat, hendaklah dia bersujud dua kali dalam keadaan duduk'." (HR Bukhari Nomor 608 dan Muslim 389)
Ibnul Jauzi mengatakan, "Suara azan membuat setan takut sehingga pergi menjauh. Karena dalam kumandang azan sulit terjangkit riya’ dan kelalaian. Hal ini berbeda dengan sholat, hati mudah diserang oleh setan dan ia selalu memberikan pintu waswas." Sampai-sampai Abu ‘Awanah membuat judul suatu bab "Dalil bahwa orang mengumandangkan azan dan iqamah tidak dihinggapi was-was setan dan sulit terjangkit riya’ karena setan menjauh darinya." (Fath Al-Bari, 2:87)
3. Muazin dapat keistimewaan saat kiamat
Muazin atau orang yang melantunkan adzan akan mendapat keistimewaan pada hari kiamat kelak. Diungkapkan dalam riwayat dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam bersabda:
الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Seorang muazin memiliki leher yang panjang di antara manusia pada hari kiamat." (HR Muslim nomor 387)
Ada yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang paling banyak menampakkan rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ada juga ulama yang menafsirkan bahwa yang dimaksud adalah orang yang paling terlihat banyak mendapatkan pahala. (Syarh Shahih Muslim, 4:84)