PINTU Incubator Dorong Kreativitas Desainer Lokal ke Pasar Global

PINTU Incubator Dorong Kreativitas Desainer Lokal ke Pasar Global

Terkini | okezone | Jum'at, 30 Agustus 2024 - 23:18
share

PINTU Incubator menjadi wadah yang mendorong desainer Indonesia untuk berkarya di tingkat global. Hal ini penting karena pasar internasional memiliki standar yang sangat ketat terkait kualitas karya yang dihasilkan oleh para desainer.

Sejauh ini, jumlah desainer di Indonesia sangat banyak, baik yang sudah berpengalaman maupun baru memulai karier. Karya mereka juga tidak bisa diragukan, terlihat menarik dan memiliki karakteristik yang kuat.

Namun, tantangan muncul ketika mereka berhadapan dengan buyer dari mancanegara. Ada ketentuan khusus terkait standar fesyen global yang harus mereka penuhi.

Ini yang menjadi fokus PINTU Incubator dalam mendorong para desainer untuk menembus pasar global melalui karya yang sesuai dengan selera buyer, tutur Thresia Mareta, Founder LAKON Indonesia dan co-inisiator PINTU Incubator saat dihubungi Okezone.com , ditulis Jumat (30/8/2024).

Dia mengatakan Pintu Incubator hadir di 2022 setelah masa pandemi Covid-19.

Sebelum pandemi, kami punya 200 brand. Namun setelah itu, kita mengkurasi ulang sehingga jumlahnya 150 brand. Saya melihat bagaimana mereka bergerak selama masa sebelum pandemi dan setelahnya. Saya sering dengar, kita ini selalu ingin masuk ke pasar global dari dulu. Kita bisa sebenarnya kayak ZARA, itu yang sering saya dengar. Tapi saya melihat nggak ada pergerakan secara nyata, katanya.

PINTU Incubator dorong kreativitas desainer lokal ke pasar global. (Foto: JF3)

Sehingga dengan hadirnya Pintu Incubator, kata Thresia Mareta, bisa memberdayakan talenta muda dan UMKM di bisnis mode Indonesia dan Prancis. Inisiatif ini menjembatani ragam budaya dua negara dan mendukung keberlanjutan, mendorong kolaborasi antara ekosistem fesyen lokal dan global.

"PINTU Incubator dibangun dengan visi untuk membangun sebuah forum yang dinamis yang akan mempertemukan generasi baru dari para pelaku fesyen Indonesia dan Prancis. Kami memberdayakan dan mendorong pertumbuhan seluruh partisipan, memfasilitasi siapa pun yang terlibat di dalamnya yang ingin tumbuh dan berkembang, baik di tingkat nasional maupun internasional, katanya.

Thresia Mareta mengatakan, Pintu Incubator tidak hanya berarti bagi industri fesyen Tanah Air. Tetapi yang paling penting, juga berdampak besar di masyarakat secara luas.

Jadi enam bulan mentoring, kami melihat para partisipan perlu waktu lebih panjang untuk mengembangkan produk mereka. Itu masalahnya kalau di Indonesia. Desain produknya masih sangat lokal, katanya.

Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya, dan kolaborasi dengan organisasi serta pakar mode terkemuka dari Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator, kata Thresia Mareta, mempersiapkan partisipan untuk siap dan mampu memasuki pasar mode, serta mendapatkan eksposur internasional.

"Jika ingin menyasar pasar internasional, kita harus bisa menyiapkan desain busana yang memiliki nuansa global. Itulah mengapa dibutuhkan waktu yang panjang untuk mentoring, termasuk tambahan kelas. Beberapa partisipan yang telah berangkat ke Paris kemarin juga memberikan laporan kepada saya," ujarnya.

Thresia Mareta mengamati bahwa desainer sering menghadapi kendala dalam memenuhi kebutuhan buyer internasional secara konsisten sesuai dengan standar global. Salah satu contohnya dalam penentuan ukuran baju, yang sering kali masih berbeda dari standar yang diharapkan.

"Kami mendirikan PINTU Incubator sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan desainer lain. Program ini terbuka untuk semua, tidak hanya bagi brand yang sudah ada di LAKON. Para partisipan akan bertemu dengan konsultan profesional dari berbagai bidang serta pelaku bisnis berpengalaman. Mereka tidak hanya memberikan teori, tetapi juga berbagi pengalaman nyata. Bagi mereka yang serius ingin mengembangkan bisnisnya, program ini pasti akan sangat membantu," ucapnya.

Menurutnya, desainer yang belum memiliki banyak pengalaman masih bisa belajar lebih mendalam. Lima tahun adalah waktu yang cukup bagi mereka untuk memahami proses produksi secara matang.

"Saya melihat banyak anak muda sekarang hanya menjalankan sesuatu dari permukaan saja, tanpa mendalaminya. Menurut saya, ini akan membuat pengembangan ke depannya menjadi sulit," ucapnya.

Thresia Mareta mengingatkan bahwa faktor finishing dalam sebuah karya sangat penting untuk diperhatikan.

"Kebanyakan brand lokal yang beredar saat ini memiliki finishing di bawah standar internasional. Ini belum berbicara soal model busana. Model busana tergantung pada pasar yang dituju. Pasar Eropa pasti berbeda dengan Amerika, begitu juga dengan Asia, seperti Jepang, Korea, dan China," ucapnya.

Program PINTU Incubator 2024 melanjutkan misinya untuk mendorong inovasi dan kreativitas dalam industri fesyen Indonesia. Sejak dimulai pada 2022, PINTU Incubator telah berhasil membuka peluang bagi puluhan brand dan desainer muda untuk berkembang, mulai dari pasar lokal hingga internasional. Program ini memberikan tambahan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk membantu brand mode lokal mencapai standar internasional.

Topik Menarik