Cerita Lucu Abu Nawas Kalahkan Jin Jahat Cuma Pakai Sandal Jepit

Cerita Lucu Abu Nawas Kalahkan Jin Jahat Cuma Pakai Sandal Jepit

Terkini | okezone | Kamis, 22 Agustus 2024 - 06:32
share

ABU Nawas bisa mengalahkan jin jahat raksasa cuma pakai sandal jepit. Bermula dari Abu Nawas mendapati Baginda Raja duduk santai di singgasana. Kemudian datang seorang kepala desa menghadap beliau. Dia mengadukan permasalahan yang sedang menimpa di kampungnya.

"Ampun Baginda Raja yang mulia. Hamba mohon pertolongan Baginda," ucap kepala desa itu seperti dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official .

"Memangnya apa yang menimpa kampungmu?" tanya Baginda Raja.

"Begini Paduka yang mulia, akhir-akhir ini di kampung kami sering diganggu Jin yang jahat," ujar sang kepala dusun.

"Kenapa bisa begitu? Apa yang membuat jin tersebut mengganggu kampungmu?" tanya lagi Baginda Raja penasaran.

"Paduka yang mulia, kampung kami mempunyai kekayaan alam yang berlimpah. Hampir setiap musim panen, kami selalu mendapat banyak keuntungan," jawab kepala dusun.

Mendengar jawaban tersebut, Baginda Raja menjadi bingung. "Lalu apa hubungannya? Masak gara-gara kampungmu subur membuat jin tersebut mengganggu?" tanya Baginda Raja heran.

"Benar Paduka yang mulia, jin tersebut mengaku berkat jasa dialah kampung kami menjadi subur dan melimpah. Oleh karenanya setiap datang musim panen ia meminta tumbal seorang gadis. Bila permintaannya tidak kami penuhi, ia mengancam akan menghancurkan desa kami," jelas kepala dusun.

"Oh jadi itu alasannya. Baiklah, sekarang kamu pulang saja, nanti saya akan mengutus seseorang untuk mengatasi masalah di kampungmu," ucap Baginda Raja.

Selepas kepala dusun itu pamit pulang, Baginda Raja memanggil semua penasihat istana untuk mencari solusi atas permasalahan yang menimpa kampung tersebut.

"Paduka yang mulia, yang kita hadapi adalah makhluk halus, kita tidak mungkin melawannya dengan pasukan kerajaan. Yang ada nanti para prajurit malah kerasukan," ujar salah satu penasihat istana.

Sedangkan para penasihat istana yang lain terlihat masih kebingungan mencari solusi yang tepat. Akhirnya terbesit di benak Baginda Raja sosok Abu Nawas. Saat itu juga ia memerintahkan prajurit istana menjemput Abu Nawas.

Singkat cerita, datanglah Abu Nawas ke istana dan menghadap Baginda Raja. "Ampun Paduka yang mulia, ada gerangan apa Paduka memanggil hamba?" tanyanya.

"Saya akan memberimu tugas penting. Abu Nawas, tugas ini harus kamu laksanakan. Kamu tidak boleh menolaknya," balas Baginda Raja.

"Tentu saja saya siap, Paduka yang mulia. Kalau boleh tahu tugas apakah itu?" tanya lagi Abu Nawas.

"Suasana di kampung sebelah sedang tidak aman. Katanya ada jin yang suka mengganggu warga kampung tersebut, dan saya perintahkan kamu menyelesaikan masalah ini," beber Baginda Raja.

Abu Nawas kaget mendengarnya. "Maksud Paduka, hamba disuruh menaklukkan jin jahat itu?" tanya dia memastikan.

"Benar sekali Abu Nawas. Aku tahu kamu pasti bisa mengalahkannya," ujar Baginda Raja.

Raut muka ketakutan dan gemetaran mulai terlihat pada diri Abu Nawas. "Ampun Paduka yang mulia, apa Paduka tidak salah orang? Saya kira Paduka keliru kalau sampai menunjuk saya, sebab saya ini bukan orang sakti," katanya.

"Wahai Abu Nawas, aku tahu kamu memang bukan orang hebat, bukan pula orang sakti, tapi dengan akal cerdikmu, aku yakin kamu bisa mengalahkan jin jahat itu," ucap Baginda Raja.

Abu Nawas dengan terpaksa menerima tugas tersebut, karena jika menolaknya bisa dihukum berat oleh Baginda Raja.

Keesokan harinya berangkatlah Abu Nawas menuju kampung yang dimaksud. Setibanya di sana, ia langsung menemui kepala dusun.

"Apakah Anda utusan Baginda Raja?" tanya kepala dusun.

"Iya benar saya diutus Baginda Raja ke sini," jawab Abu Nawas.

Kepala dusun itu lalu menceritakan semuanya tentang sosok jin yang sering mengganggu kampungnya, termasuk meminta tumbal seorang gadis saat musim panen tiba.

Setelah mendengar secara saksama, Abu Nawas lalu bertanya, "Apakah di antara warga ada yang pernah melihat wujud jin tersebut?"

Sang kepala dusun menjawab, "Saya kira hampir semua dari warga kami pernah melihatnya. Saya sendiri juga pernah melihatnya."

Abu Nawas kemudian kembali bertanya, "Bagaimana wujudnya?"

Kepala dusun tersebut menjawab, "Tubuhnya tinggi dan rambutnya dikuncir di antara kepalanya yang botak."

Topik Menarik