Terobosan Pj Wali Kota Mojokerto, Saat Rapat ASN Wajib Kumpulkan Ponsel, Ini Alasannya

Terobosan Pj Wali Kota Mojokerto, Saat Rapat ASN Wajib Kumpulkan Ponsel, Ini Alasannya

Terkini | mojokerto.inews.id | Selasa, 4 Juni 2024 - 13:10
share

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Pj Wali Kota Mojokerto, M Ali Kuncoro, baru saja memperkenalkan sebuah kebiasaan baru yang inovatif di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Mojokerto. Setiap kali rapat digelar, seluruh ASN diwajibkan untuk mengumpulkan dan meletakkan ponsel mereka di dalam satu keranjang khusus.

Langkah ini diambil untuk mengatasi masalah phone snubbing (phubbing) - kebiasaan mengabaikan orang di sekitar karena terlalu fokus pada ponsel. Menurut Ali Kuncoro, kebiasaan ini menyebabkan rapat menjadi tidak fokus dan mengurangi produktivitas kerja.

"Kami mulai memberlakukan kebiasaan ini sejak kemarin pagi. Tujuannya sederhana, saya ingin semua peserta rapat fokus, baik fisik maupun pikiran. Bukan hanya hadir secara fisik, tetapi malah sibuk scrolling sosmed. Istilah Gen Z untuk ini adalah phone snubbing, yang membuat rapat jadi tidak fokus dan tidak produktif," ungkap Ali Kuncoro pada Rabu (4/6/2024).

Diakui bahwa kemajuan teknologi dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Aplikasi seperti WhatsApp mempermudah ASN dalam berkoordinasi dan berbagi informasi. Namun, arus informasi dari berbagai platform media sosial lainnya sering kali sulit dibendung, menciptakan distraksi digital yang signifikan.

"Tidak ada yang salah dengan media sosial. Masalahnya, sering kali kita buka WA dengan niat membalas satu chat penting. Setelah itu bukannya ditutup, kita malah membuka aplikasi lainnya. Ini sudah menjadi kebiasaan mayoritas kita saat ini, sehingga sulit untuk tetap fokus dan konsentrasi menjadi terpecah," tambah Ali Kuncoro.

Dengan kebijakan baru ini, diharapkan para ASN bisa lebih fokus dalam rapat, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih cepat dan tepat. Ini adalah langkah nyata dari Pemkot Mojokerto untuk meningkatkan efektivitas kerja dan memberantas kebiasaan yang mengganggu produktivitas.

Mengutip artikel Harvard Business Review (2015), kajian yang dilakukan Clifford Nass dari Stanford University menunjukkan, seseorang yang terbiasa berkegiatan sambil tetap sibuk memperhatikan konten digital, ternyata tidak memperhatikan, mengingat, dan mengatur tugasnya sebaik orang yang tetap fokus pada satu hal di satu waktu. Hal ini tentu saja berakibat pada turunnya produktivitas dan keterlibatan, baik di kantor maupun di rumah.

"Ini memang terlihat kecil, sederhana. Tapi semoga ini bisa menjadi ikhtiar kami, untuk semakin meningkatkan pelayanan untuk masyarakat. Karena dengan rapat-rapat yang kondusif, akan menghasilkan kebijakan berkualitas, yang nantinya berpengaruh ke masyarakat," pungkas Ali.

Topik Menarik