Perpaduan Sastra Tulisan dan Gerak dalam Touring Sastra dan Budaya Subang 2024

Perpaduan Sastra Tulisan dan Gerak dalam Touring Sastra dan Budaya Subang 2024

Terkini | mataram.inews.id | Selasa, 28 Mei 2024 - 19:10
share

SUBANG, iNewsMataram.id-Touring Sastra dan Budaya Subang 2024, Sabtu (25/05/2024), di area wisata budaya Liuh, Wana Wisata Smarthill Cisaat, Ciater, Subang, berjalan sukses.

Peserta yang hadir pun cukup beragam, mulai murid SD dan para guru, mahasiswa, hingga para pegiat budaya dan tokoh budaya.

Acara tersebut dibuka dengan penampilan teatrikal pencak silat dari perguruan silat Domas Garuda Putih, yang cukup menarik perhatian para penonton.

Letnan Kolonel AU Susdian yang juga pembina pencak silat Domas Garuda Putih turut hadir dalam acara itu, yang juga mengundang aplaus penonton karena perpaduan antara konsep sastra tulisan dan gerak ini cukup berhasil sehingga jadi satu kolaborasi berkesinambungan.

 

Sementara itu, Aiptu Komarudin Nur, selaku pembicara seni pencak silat, mengungkapkan bahwa acara itu memberikan angin segar dan hawa baru. Juga menunjukkan bahwa sastra itu bisa digandengkan dengan seni apa saja.

“Terlebih, pencak silat itu sendiri merupakan sastra gerak. Sebab, gerakan-gerakan yang dihasilkan itu interpretasi dari imajinasi,” paparnya.

Seni pencak silat domas sebagai seni bela diri warisan nusantara itu disosialisasikan dengan baik oleh tokoh seni bela diri Subang yang juga anggota Polsek Binong tersebut.

Aiptu M Komarudin Nur menambahkan, sejarah seni bela diri yang digunakan pada zaman dulu untuk membela diri dalam pertarungan dan peperangan.

Tak banyak literasi yang mencatat tentang pencak silat ini. Hal itulah salah satu faktor yang membuat seni bela diri ini seolah tenggelam dan tak begitu diminati anak-anak milenial.

“Eksistensinya kalah oleh cabor Taekwondo dan yang lain. Semoga, event ini bisa membuat semangat dan minat anak-anak milenial membudayakan literasi menulis dan seni bela diri,” tandasnya.

 

Senada dengan harapan Aiptu Komarudin, tokoh muda sekaligus Ketua Umum Domas Garuda Putih Adi Ahmad Yasin SH pun punya harapan besar tentang gerak masa depan seni bela diri pencak silat.

Khusus untuk kolaborasi sastra dan seni bela diri ini, dia berharap ke depan bisa menjadi kolaborasi seni. Dengan demikian, hal itu bisa semakin membudayakan seni pencak silat sekaligus sastra agar lebih diminati masyarakat, terutama generasi milenial.

"Sebagai pecinta seni, saya sangat menyambut baik dan mendukung program Yayasan Rumah Belajar Kreatif (YRBK) Subang dalam pelestarian seni dan budaya. Generasi milenial pun akan berminat nantinya,” ungkapnya.

Ratna Ning selaku Ketua RBK Subang merasa terharu dengan sambutan beberapa tokoh yang hadir, seperti Bah Warman, tokoh budaya Subang; serta Kang Wahyu Kujang dan beberapa pegiat budaya, di antaranya pegiat aksara Sunda Kaganga yang menyertakan seluruh kepengurusannya Adjar Giri Permana dari Yayasan Sawarga Saka Sunda, yang memberikan dukungan dan menyatakan kebanggaan atas terselenggaranya acara ini.

"Yayasan RBK Subang sudah berhasil merealisasikan konsep acara ini. Harapan saya, semoga bisa menjadi pemicu semangat untuk anak-anak muda berkarya dan lebih mencintai budaya leluhurnya,” tutur Adjar Giri.

Ketua YRBK Subang Ratna Ning sekaligus pengurus acara merasa miris karena acara ini tak begitu gaung dan seperti termarginalkan. Sebab, konsep acara tersebut datang dari sebuah yayasan. Namun, Ratna Ning menyadari bahwa hal itu pun terkait berbagai faktor birokrasi dan promosi yang terkendala waktu.

"Insyaallah, kami akan tetap berjuang agar budaya literasi terus berkembang. Seni-seni budaya yang semakin tenggelam dan terkalahkan oleh seni bela diri luar akan terus kami sosialisasikan. Hal itu agar referensi literasi tercatat dalam literasi-literasi baru seiring keberadaan seni tradisi, yang mulai eksis dan bisa diterima generasi milenial,” tandasnya. (*)

Topik Menarik