Saingi Manusia, Pekerja Virtual Makin Banyak Digunakan Industri Cina

Saingi Manusia, Pekerja Virtual Makin Banyak Digunakan Industri Cina

Teknologi | katadata.co.id | Selasa, 3 Januari 2023 - 10:54
share

Pemerintah Kota Beijing, Cina, sedang mengembangkan industri masyarakat virtual. Industri ini diperkirakan bernilai lebih dari 50 miliar yuan atau sekitar Rp 112 triliun pada 2025.

Dalam industri tersebut, tersedia jasa pekerja virtual. Manusia virtual ini kombinasi animasi, teknologi suara, dan pembelajaran mesin yang menciptakan manusia digital yang dapat bernyanyi dan bahkan berinteraksi dalam streaming langsung. Mulai dari layanan pelanggan hingga industri hiburan.

Perusahaan teknologi Baidu asal Cina salah satu yang mengembangkan proyek manusia virtual dengan jumlah produksi meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu. Harga manusia virtual berkisar US$ 2.800 hingga US$ 14.300 per tahun.

Makhluk digital ini telah muncul di internet AS dan semakin banyak bermunculan di dunia maya Cina.

Kepala bagian manusia virtual dan bisnis robotika Baidu Li Shiyan mengatakan pembeli manusia virtual mulai dari perusahaan jasa keuangan, dewan pariwisata lokal, hingga media pemerintah.

"Saat teknologi meningkat, biaya turun sekitar 80% sejak tahun lalu," katanya dikutip dari CNBC Internasional, Senin (2/1).

Biaya yang dikeluarkan sekitar 100.000 yuan (US$ 14.300) setahun untuk manusia virtual tiga dimensi, dan 20.000 yuan untuk orang dua dimensi.

Li mengharapkan industri manusia virtual secara keseluruhan akan terus tumbuh sebesar 50% setiap tahun hingga 2025. Hal tersebut mungkin terjadi, terlebih Cina mendorong pengembangan manusia virtual.

Pada Agustus lalu, Pemerintah Kota Beijing mengumumkan rencana untuk membangun industri masyarakat virtual menjadi industri bernilai lebih dari 50 miliar yuan pada 2025.

Otoritas kota juga menyerukan pengembangan satu atau dua "bisnis manusia virtual terkemuka" dengan pendapatan operasional masing-masing lebih dari dari 5 miliar yuan.

Musim gugur ini, kementerian pemerintah pusat merilis rencana terperinci untuk menggabungkan lebih banyak realitas virtual. Terutama di bidang penyiaran, manufaktur, dan lainnya.

Rencana lima tahun Cina yang diungkap tahun lalu itu, juga menyerukan lebih banyak digitalisasi ekonomi, termasuk dalam virtual dan augmented reality.

Dari segi bisnis, sebagian besar manusia virtual difokuskan pada menghasilkan konten.

Chief Product Officer dan head of marketplace Greater China, Sirius Wang mengatakan perusahaan-perusahaan di China sedang mencari alternatif untuk menggantikan selebritas yang belakangan ini banyak terlibat skandal.

Berdasarkan survei yang diterbitkan oleh Kantar, 36% konsumen telah menonton pertunjukan influencer virtual atau selebriti digital dalam satu tahun terakhir. 21% telah menonton orang virtual menjadi pembawa acara atau menyiarkan berita.

Laporan tersebut menyebut sebanyak 45% pengiklan mengatakan bahwa mereka mungkin mensponsori penampilan influencer virtual atau mengundang orang virtual untuk bergabung dalam acara brand.

Banyak perusahaan teknologi besar Cina telah mengembangkan produk di industri manusia virtual. Misalnya perusahaan aplikasi streaming video dan game Bilibili.

Perusahaan mengakuisisi tim di belakang penyanyi virtual Luo Tianyi, di mana gambar dan suaranya sepenuhnya dibuat oleh teknologi.

Menurut Bilibili, tahun ini para pengembang berfokus pada peningkatan tekstur suara penyanyi virtual dengan menggunakan algoritme kecerdasan buatan.

Luo Tianyi diluncurkan pada 2012, kini memiliki hampir 3 juta penggemar. Bahkan tampil di upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing tahun ini.

Bilibili juga menyelenggarakan banyak anchor virtual, yang merupakan avatar langsung dari orang-orang yang menggunakan teknologi khusus untuk menjangkau audiens mereka.

Perusahaan mengatakan 230.000 anchor virtual mulai mengudara di platformnya sejak 2019. Waktu siaran anchor virtual tahun ini melonjak sekitar 200% dari tahun lalu.

Tencent mengatakan bahwa Tencent Cloud AI Digital Humans menyediakan chatbots. Misalnya ke sektor-sektor seperti layanan keuangan dan pariwisata untuk dukungan otomatisisasi pelanggan.

Next Studios milik Tencent juga mengembangkan penyanyi virtual dan juru bahasa isyarat virtual.

Perusahaan kecil disebut ikut masuk ke industri ini. Misalnya, Startup Well-Link Technologies, mengumumkan tahun ini telah mengembangkan model lain dari orang virtual bersama Haixi Media.