Geger Dunia Animasi: Studio Ghibli Ngamuk Soal AI? Surat Palsu Beredar, Kebenaran Terungkap!

Geger Dunia Animasi: Studio Ghibli Ngamuk Soal AI? Surat Palsu Beredar, Kebenaran Terungkap!

Teknologi | sindonews | Sabtu, 29 Maret 2025 - 03:48
share

Dunia maya sempat dihebohkan dengan kabar yang menyebutkan Studio Ghibli, rumah produksi animasi legendaris Jepang, melarang penggunaan AI untuk meniru gaya animasi mereka.

Kabar ini muncul di tengah maraknya tren pembuatan ilustrasi ala Ghibli yang diciptakan dengan kecerdasan buatan (AI). Namun, kebenaran di balik kabar tersebut ternyata lebih kompleks dari yang dibayangkan.

Awalnya, seorang warganet dengan akun X (Twitter) @tj_littlejohn membagikan unggahan yang berisi surat pernyataan diduga dari Studio Ghibli. Surat tersebut, lengkap dengan logo dan nama pihak kuasa hukum perusahaan, berisi pelarangan penggunaan AI pada ilustrasi dengan gaya Ghibli.

“Baru saja mendapat peringatan ini dari Studio Ghibli. Pencipta AI berhak mendapatkan perlindungan, bukan hukuman. Ekspresi itu sakral. Imajinasi tidak ilegal. Jika saya harus menjadi martir untuk membuktikannya, biarlah," tulis akun tersebut, memicu kehebohan di kalangan warganet.

Unggahan ini langsung viral dan menuai beragam reaksi. Banyak warganet yang mempertanyakan perihal perizinan penggunaan gaya animasi Ghibli, terutama karena kemudahan pembuatannya menggunakan AI.

"Style seperti ini kan ada hak milik ke penciptanya, minimal ke ghiblinya," kata akun @pr*, menyuarakan kekhawatiran tentang pelanggaran hak cipta.

Akun @na****** menambahkan, "The disrespect to studio ghibli," menunjukkan rasa tidak hormat terhadap karya orisinal Studio Ghibli.

"Kenapa pakai AI sih?," tanya akun @ze*, mempertanyakan penggunaan AI dalam seni dan kreativitas.

Misteri Surat Palsu Terungkap

Namun, misteri surat pernyataan tersebut akhirnya terkuak. Media Jepang, IT Media, melaporkan bahwa surat pernyataan yang beredar luas itu adalah palsu. Pihak perusahaan Studio Ghibli tidak pernah menerbitkan surat pernyataan resmi semacam itu.

"Ada daftar untuk 'Sakura & Hoshino LLP' sebagai organisasi yang mengklaim bertindak sebagai penasihat hukum untuk Studio Ghibli, tetapi hal ini tidak dapat dikonfirmasi secara daring dan alamat emailnya tampaknya tidak ada," tulis IT Media.

Hal ini menunjukkan bahwa informasi palsu dapat dengan mudah menyebar di era digital, memicu kebingungan dan misinformasi.

Tren AI dan Seni: Perdebatan yang Tak Berujung

Fenomena ini muncul di tengah tren global penggunaan AI untuk menghasilkan karya seni, termasuk ilustrasi bergaya Ghibli. Kemudahan dan kecepatan pembuatan gambar dengan AI menjadi daya tarik tersendiri.

Namun, hal ini juga menimbulkan perdebatan tentang keaslian, hak cipta, dan dampak AI terhadap dunia seni.

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, baru-baru ini merilis fungsi pembuatan gambar baru yang memudahkan pengguna menghasilkan gambar dengan gaya yang mirip dengan seni Ghibli. Tren ini bahkan memunculkan istilah "Ghiblification," di mana orang-orang mengubah foto dan video mereka menjadi gaya animasi Ghibli.

Waspada Hoaks, Hargai Karya Seni

Kasus surat palsu Studio Ghibli ini menjadi pengingat pentingnya untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya. Di sisi lain, fenomena ini juga menyoroti perdebatan yang sedang berlangsung tentang penggunaan AI dalam seni dan kreativitas.

Sementara AI menawarkan kemudahan dan potensi kreatif yang besar, kita juga harus menghargai karya seni orisinal dan mempertimbangkan implikasi etika dan hukum dalam penggunaanteknologiini.

Topik Menarik