Hadapi Libur Nataru Pemerintah Diminta Antisipasi Kemacetan, Lonjakan Penumpang, dan Cuaca

Hadapi Libur Nataru Pemerintah Diminta Antisipasi Kemacetan, Lonjakan Penumpang, dan Cuaca

Berita Utama | tangsel.inews.id | Selasa, 17 Desember 2024 - 14:00
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, Syafiuddin, meminta pemerintah mengantisipasi tiga hal penting menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, yakni kemacetan lalu lintas, lonjakan penumpang, dan potensi cuaca ekstrem, demi memastikan masyarakat dapat berlibur dengan aman dan nyaman.

Syafiuddin menegaskan bahwa kemacetan menjadi isu utama yang harus diantisipasi. Pada libur Nataru, kepadatan lalu lintas selalu terjadi akibat meningkatnya aktivitas masyarakat, seperti pulang kampung, berwisata, dan berkunjung ke kerabat. Kondisi ini menyebabkan lonjakan volume kendaraan di jalan utama dan ruas jalan tol.

"Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi kemacetan, seperti rekayasa lalu lintas, pengoperasian jalan tol secara fungsional di beberapa titik, dan perluasan lajur tol," ujar Syafiuddin, Selasa (17/12/2024).

Berdasarkan data Korlantas Polri, terdapat lebih dari 700 titik rawan kecelakaan dan kemacetan di Indonesia. Di antaranya adalah ruas tol Batang–Semarang, Japek Selatan, dan Ngawi–Surabaya. Selain itu, terdapat sejumlah titik kelelahan (black spot) di jalan tol yang perlu menjadi perhatian, dengan setidaknya empat titik lelah yang telah teridentifikasi.

Selain kemacetan, Syafiuddin menyoroti lonjakan jumlah penumpang yang diprediksi signifikan pada libur Nataru. PT ASDP Indonesia Ferry memprediksi kenaikan jumlah penumpang hingga 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, PT Pelindo Regional 4 memperkirakan peningkatan arus penumpang sebesar 12,5 persen atau mencapai 2,16 juta orang pada periode Nataru 2025.

 

"Antisipasi lonjakan penumpang sangat penting agar masyarakat tetap nyaman menggunakan transportasi umum," ungkap Syafiuddin, legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Timur XI, wilayah Madura.

Lebih lanjut, Syafiuddin mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi cuaca ekstrem. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi peningkatan curah hujan sebesar 20 persen selama libur Nataru, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah. BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret–April 2025.

"Sebelum bepergian, masyarakat perlu memerhatikan kondisi cuaca agar perjalanan tetap aman. Apalagi, belakangan ini cuaca ekstrem sering terjadi," tutup Syafiuddin. 

Topik Menarik