Bertemu untuk Terakhir Kali, Presiden Biden dan Xi Jinping Sepakati Senjata Nuklir Bukan Ditangan AI

Bertemu untuk Terakhir Kali, Presiden Biden dan Xi Jinping Sepakati Senjata Nuklir Bukan Ditangan AI

Terkini | tangsel.inews.id | Senin, 18 November 2024 - 15:40
share

PERU, iNewsTangsel.id - Pertemuan Biden dan Xi di Lima menjadi momen terakhir sebelum Donald Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS. Pertemuan ini berlangsung di tengah ketegangan perdagangan dan dinamika diplomatik yang memanas.

Gedung Putih menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan kedua negara sekaligus mengantisipasi risiko konflik di masa depan. Meski demikian, kemunculan Trump kembali sebagai Presiden AS dinilai membawa ketidakpastian atas upaya meredakan ketegangan antara Washington dan Beijing.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menyepakati bahwa senjata nuklir harus berada di bawah kendali manusia, bukan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan kedua pemimpin pada Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Lima, Peru, Sabtu (16/11) lalu.

"Kedua pemimpin menegaskan pentingnya mempertahankan kendali manusia atas keputusan penggunaan senjata nuklir," tulis pernyataan resmi Gedung Putih, sebagaimana dilaporkan Reuters.

 

Pernyataan tersebut juga menyoroti perlunya mempertimbangkan risiko yang dapat ditimbulkan oleh teknologi AI, khususnya dalam pengembangannya di bidang militer. "Kedua pemimpin menekankan pentingnya pengembangan AI secara bijaksana dan bertanggung jawab," lanjut keterangan itu.

Berdasarkan data Departemen Pertahanan AS, China diperkirakan memiliki 500 hulu ledak nuklir pada 2022, dan jumlah ini diprediksi meningkat menjadi lebih dari 1.000 pada 2030. Meski begitu, jumlah tersebut masih jauh di bawah persenjataan nuklir AS (1.770 hulu ledak) dan Rusia (1.710 hulu ledak).

Sebagai informasi pemerintah China mengeluarkan pernyataan senada setelah pertemuan tersebut. Meski belum ada kejelasan mengenai tindak lanjut atau langkah bersama, kesepahaman ini dinilai sebagai kemajuan penting dalam hubungan kedua negara terkait isu nuklir dan AI, yang selama ini cenderung stagnan.

Topik Menarik