Berbagi Tips Penanganan Luka pada Anak Bersama dr. Wulandari dan Doodle Exclusive Baby Care

Berbagi Tips Penanganan Luka pada Anak Bersama dr. Wulandari dan Doodle Exclusive Baby Care

Gaya Hidup | sragen.inews.id | Senin, 1 Juli 2024 - 19:00
share

SOLO,iNewsSragen.id – Perawatan luka anak dan dewasa sama saja, hanya saja kalau anak orangtua harus ekstra membantu merawat luka itu sendiri. Tujuan perawatan luka sendiri untuk mencegah supaya luka menjadi lebih buruk bahkan ada infeksi tambahan bahkan jadi menimbulkan nanah. Hal itu disampaikan dr. Wulandari saat live bersama Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.

Melalui siaran pers, Wulan menambahkan prinsipnya saat ada luka harus dibersihkan terlebih dahulu, paling mudah luka dibersihkan menggunakan air mengalir. Dibersihkan dahulu di air mengalir sambil dibersihkan kerikil atau debu-debu harus dibersihkan.

“Paling aman menggunakan air mengalir saat membersihkan luka supaya tidak perih. Setelah menggunakan air mengalir dilihat kembali lukanya apakah masih ada darah yang mengalir atau tidak," kata Wulan, Senin (1/7/2024).

Jika masih ada darah yang mengalir boleh ditekan dengan menggunakan kain bersih, namun tidak direkomendasikan menggunakan kapas. Karena kapas seperti serat ketika ditempeli kasa akan membuat kotor lagi.

"Dicoba dulu pendarahannya ditekan hingga 20 menit masih berdarah segera bawa anak ke tenaga kesehatan terdekat,”terang Wulan.

Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Permata Serang, Banten, ini mengatakan apabila darah sudah berhenti berikan salep antibiotik. Prisipnya jika terjadi luka ringan sebenarnya bisa dirawat dirumah dan tidak perlu dibawa ke tenaga kesehatan.

"Tetapi jika lukanya sudah besar dan pendarahan tidak berhenti segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat," terangnya.

 

Menurutnya, penggunaan antiseptik bagus untuk membunuh bakteri dan kuman tetapi tidak direkomendasikan digunakan saat penanganan luka pada anak. Karena antiseptik sendiri bisa merusak jaringan sekitar luka yang sehat dan sifatnya juga perih yang membuat anak menangis.

Saat melakukan penanganan luka diawal anak sudah trauma karena perih, maka saat diberikan antiseptik dikhawatirkan saat penanganan luka selanjutnya anak menjadi sulit. Sedangkan untuk penggunaan perban atau plester pada luka diperbolehkan saja tetapi jika lukanya kecil tidak perlu menggunakan cukup berikan salep saja.

“Saat berada dirumah jika lukanya tidak terlalu besar dan bukan luka bekas jahitan tidak perlu diberikan perban. Tetapi jika anak menggunakan perban akibat luka dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan perban harus diganti tiap hari sehingga tidak lembab dan tidak basah.

Jika belum sehari kondisi perban lembab ataupun basah harus dibuka, kemudian bersihkan luka, dikeringkan, disalep, dan plester ulang. Yang penting plester atau perbannya membuat nyaman sesuai dengan kondisi luka pada anak.

"Saat membersihkan luka jangan sampai menimbulkan trauma karena proses perawatan dan penyembuhannya masih membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wulan mengatakan penanganan luka pada anak prinsipnya sama, baik luka lecet maupun luka bakar hampir sama yakni disiram dengan air dahulu kemudian kalau ada pendarahan ditekan.

Kalau ada luka tusuk ditekan kemudian dililit dengan kasa steril segera bawa ke rumah sakit. Berbeda dengan luka bakar akibat kena siram air panas, segera siram dengan air dan berikan salep luka bakar.

“Jika luka bakarnya besar daerah muka atau bahkan setengah badan segera bawa ke rumah sakit. Pada saat terjadi luka bakar jangan diberi odol ataupun minyak telon sebaiknya langsung disiram air mengalir. Dan apabila sampai melembung jangan dipecahkan sendiri bawalah ke rumah sakit supaya ada penanganan lebih lanjut,”tuturnya.

 

Disisi lain, Wulan mengungkapkan rasa gatal dari proses regenerasi kulit sangat wajar terjadi, berarti luka pada kulit tersebut sudah hampir sembuh. Kecuali jika ada warna merah disekitar luka biasanya akibat alergi. Kalau memang lukanya belum sembuh selalu oleskan salep karena jika semakin kering luka akan semakin gatal.

“Salep itu diberikan berfungsi sebagai pelembab supaya gatalnya semakin berkurang, kecuali lukanya sudah selesai hanya tinggal bekas hitam tidak perlu menggunakan salep antibiotik. Selalu periksa kuku anak supaya tidak panjang yang ketika menggaruk luka akan menimbulkan infeksi baru,” sambungnya.

Selanjutnya, apakah dalam masa penyembuhan luka boleh terkena air? Wulan menerangkan jika luka lecet boleh terkena air dengan syarat tidak dalam kondisi diperban atau diplester. Jadi benar-benar luka terbuka, dan saat sudah terkena air lakukan pengobatan dari awal yakni memberikan dibersihkan, diberi salep.

“Saat bepergian baru diperban ataupun diplester tetapi jangan terlalu kencang. Namun, apabila ada luka robek yang kemudian dijahit sebaiknya jangan terkena air terlebih dahulu karena ditakutkan airnya masuk diluka yang akan mengendap pada luka. Jika terlanjur basah segera ganti perban atau plester,”lanjutnya.

Diakhir penjelasannya, Wulan berpesan untuk perawatan luka jangan panik terutama untuk pendarahannya tidak berhenti. Kalau ada luka yang terbuka baik itu luka lecet, luka bakar, luka tusuk langsung ambil air dan siram luka tersebut.

Jika darahnya tidak berhenti segera lilit dengan handuk atau kain yang bersih segera bawa ke rumah sakit. Kalau kondisi luka masih aman cukup oles dengan salep antibiotik dan jika perlu ditutup dengan plester atau perban.

"Yang perlu dipersiapkan di kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) diantaranya air infus (Nacl), kasa steril, salep antibiotik, plester. Prinsipnya jangan dikasih bahan yang macam-macam yang akan membuat luka semakin infeksi," pungkasnya.

Topik Menarik