Opini: Mathius D. Fakhiri dan Jalan Baru Papua Menuju Rekonsiliasi dengan Jakarta

Opini: Mathius D. Fakhiri dan Jalan Baru Papua Menuju Rekonsiliasi dengan Jakarta

Terkini | sorongraya.inews.id | Sabtu, 5 Oktober 2024 - 18:00
share

 

Oleh : Marinus Mesak Yaung, Dosen Hubungan Internasional Universitas Cenderawasih 

JAYAPURA, iNewsSorong.id – Ketika kita membayangkan masa depan Papua, sosok Mathius D. Fakhiri (MDF) muncul sebagai harapan baru. Di tengah dinamika politik Papua yang kompleks dan penuh tantangan, Mathius D. Fakhiri membawa angin segar dengan gaya kepemimpinan yang inklusif, sabar, dan berkarakter. Sosoknya menjadi simbol harapan bagi masyarakat Papua yang mendambakan dialog, rekonsiliasi, dan hubungan yang lebih baik antara Papua dan Jakarta.

MDF, yang memiliki kemampuan komunikasi publik yang luar biasa, tidak hanya sekadar pemimpin dengan visi besar, tetapi juga pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Hal ini terlihat dari bagaimana ia selalu terbuka menerima keluhan dan aspirasi rakyat, tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Sebuah contoh nyata adalah ketika mama-mama Papua yang berjualan di pasar tradisional mengeluhkan masalah seleksi Bintara Polri. MDF, meski di tengah kesibukannya, menjawab langsung pesan-pesan dan telepon dari mereka. Tidak hanya itu, MDF dengan rendah hati menyediakan waktu untuk bertemu mereka secara langsung di rumah orang tuanya di Asrama Polisi Bhayangkara, Jayapura.

Dialog semacam ini bukanlah pencitraan semata. Ini adalah bentuk nyata dari kepedulian yang mendalam. MDF menunjukkan bahwa ia bukan hanya sosok yang mampu berbicara, tetapi juga mampu menepati janjinya. Janji untuk memprioritaskan anak-anak asli Papua dalam seleksi Bintara Polri adalah salah satu bukti dari komitmennya untuk membangun Papua yang lebih inklusif dan adil.

Kita membutuhkan pemimpin seperti Mathius D. Fakhiri—pemimpin yang bisa berbicara dengan semua lapisan masyarakat, pemimpin yang omongannya bisa dipegang. Ini bukan hanya tentang janji politik, tetapi tentang kepemimpinan yang bisa menjadi jembatan antara rakyat Papua dan pemerintah pusat. Tanpa kemampuan komunikasi yang inklusif dan komitmen pada kesejahteraan masyarakat, seorang Gubernur Papua akan sulit untuk menginisiasi dialog damai, atau yang lebih dikenal sebagai dialog kemanusiaan menurut Frits Ramandey dari Komnas HAM Papua.

Jika rakyat Papua memberikan amanah kepada Mathius D. Fakhiri pada Pilkada 2024 mendatang, kita bisa berharap bahwa kantor Gubernur Papua akan menjadi tempat di mana diskusi publik dan curahan keluhan masyarakat bisa terwujud. Seperti bagaimana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuka pintu kantornya bagi masyarakat Jakarta, demikian pula MDF berkomitmen untuk menjadikan kantor dan rumah dinas Gubernur sebagai ruang dialog bagi masyarakat Papua.

Lebih jauh lagi, Mathius D. Fakhiri memiliki modal kuat untuk mewujudkan rekonsiliasi Papua-Jakarta. Dengan latar belakang karir militer dan polisi yang mengantarkan dirinya hingga pangkat jenderal bintang tiga, MDF memiliki pemahaman mendalam tentang keamanan, stabilitas, dan strategi politik. Latar belakang ini menjadikannya memiliki kesamaan dengan Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, yang juga seorang mantan jenderal. Ini bukan kebetulan, melainkan takdir sejarah yang menghubungkan dua tokoh penting ini dalam kerangka kepemimpinan nasional. Mereka sama-sama berasal dari keluarga besar yang mengakui keberagaman agama, dengan Mathius yang Kristen dan Prabowo yang Muslim. Keberagaman ini bisa menjadi pondasi kuat bagi rekonsiliasi nasional yang lebih luas.

Jika mayoritas rakyat Indonesia sudah menaruh kepercayaan kepada Prabowo Subianto untuk memimpin negara ini, maka sudah waktunya rakyat Papua memberikan kepercayaan yang sama kepada Mathius D. Fakhiri. Dengan rekam jejaknya yang gemilang, MDF adalah pilihan tepat untuk membawa Papua ke era baru—era di mana konflik dan ketegangan beralih menjadi dialog damai, dan di mana kesenjangan antara Papua dan Jakarta bisa dijembatani.

Kita semua di tanah Papua mendambakan kehidupan yang damai, rekonsiliasi, dan pemulihan hubungan yang selama ini konflik dengan Jakarta. Ini adalah impian kita semua. Dan untuk mewujudkan impian ini, kita membutuhkan pemimpin yang mampu dan mau menjalin komunikasi, mendengarkan keluhan, dan berkomitmen pada solusi.

Pada tanggal 27 November 2024 mendatang, mari kita berikan kepercayaan kepada Mathius D. Fakhiri sebagai Gubernur Provinsi Papua. Dengan kepemimpinannya, kita akan melihat Papua bergerak menuju masa depan yang lebih damai, lebih adil, dan lebih sejahtera.

Topik Menarik